
Rupiahnya, Kakak! Sudah 'Murah' Lho...

Rupiah (dan mata uang utama Asia lainnya) diuntungkan oleh terpilihnya Joseph 'Joe' Biden sebagai presiden AS. Biden memang belum dilantik, hasil resmi pemilihan presiden (pilpres) saja belum keluar. Namun sejauh ini Biden sudah unggl jauh atas pesaingnya, sang petahana Donald Trump.
![]() |
"Kepemimpinan Biden kemungkinan akan membawa lembaran baru dalam kebijakan luar negeri AS. Perundingan dagang yang didasarkan atas ancaman pengenaan bea masuk akan berubah menjadi pendekatan yang lebih diplomatis dan strategis," kata Margaret Yang, Strategist di DailyFX, dalam risetnya.
Akan tetapi, ke depan bukan berarti jalan rupiah bakal mulus. Soalnya, masih ada satu faktor yang membuat investor melepas aset-aset berisiko dan memilih bermain aman.
Faktor itu apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin cepat dan luas.
Per 12 November 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia adalah 51.848.261 orang. Bertambah 579.253 orang (1,13%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (30 Oktober-12 November 2020), rata-rata tambahan pasien positif baru mencapai 529.491 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 427.590 orang.
"Sell-off (aksi jual massal) bisa terjadi ketika ada lonjakan kasus baru. Aset-aset aman seperti emas atau obligasi pemerintah AS akan menjadi buruan utama pelaku pasar.
"Memang ada kabar yang sangat menggembirakan tentang vaksin, tetapi jalan untuk mendapatkannya masih panjang. Covid-19 sepertinya masih akan memainkan peran penting dalam kehidupan kita," tegas Oliver Pursche, Presiden Bronson Meadows Capital Management yang berbasis di Connecticut, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
