
Siap-siap! Ada Lelang Obligasi Pekan Depan, Target Rp 20 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana melakukan lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (17/11/2020) pekan depan.
Rencananya, pemerintah melalui Kementerian keuangan akan melelang dengan target indikatif yang sama dengan target indikatif sebelumnya, yakni Rp 20 triliun dengan nilai nominal per unit sebesar Rp 1 juta.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan (open auction) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) dan tanggal settlement lelang tersebut dilaksanakan pada Kamis (19/11/2020).
Lelang kali ini ditawarkan dalam 2 jenis instrumen SUN, yakni SPN dengan jangka waktu pendek (bulanan) dan ON dengan jangka waktu yang lebih panjang (1 hingga 30 tahun.)
Adapun pokok-pokok persyaratan pelelangan dijelaskan sebagai berikut:
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan.
Sedangkan pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pemerintah memiliki hak untuk menjual ketujuh seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan.
Sebelumnya pada Selasa (3/11/2020) lalu, pemerintah melelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif yang sama sebesar Rp 20 triliun dan pemerintah memenangkan sebesar Rp 29,5 triliun.
Dalam proses lelang tersebut, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription), 2 kali lipatnya dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 66,3 triliun.
Penawaran yang terbesar dibukukan seri FR0087, senilai Rp 19,46 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 2,72 kali. Pemerintah akhirnya memenangkan senilai Rp 7,15 triliun.
Sebaliknya penawaran yang terkecil terjadi pada seri SPN12210205 senilai Rp 1,9 triliun dengan bid to cover ratio 1,26 kali. Nilai yang dimenangkan sebesar Rp 1,5 triliun.
Sedangkan dari kupon yang terbesar ada pada seri FR0076 senilai Rp 6,75 triliun dengan bid to cover ratio 1,55 kali dan kupon yang terkecil ada pada seri SPN12210205.
(chd/chd) Next Article Permintaan SBN Mulai Membaik, tapi Masih Belum Capai Target
