Bos BNI Cerita Bisnis Bank Saat Mulai Lepas dari Efek Covid

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
12 November 2020 08:59
Antisipasi Pandemi, BNI Dorong Digitalisasi & Tekan Cost of Funds (CNBC Indonesia TV)
Foto: Antisipasi Pandemi, BNI Dorong Digitalisasi & Tekan Cost of Funds (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana melakukan ekspansi kredit pada tahun 2021 dengan fokus pada aset yang berkualitas. Selain itu, strategi BNI yang lain mengakselerasi digital banking dalam produk dan pemrosesan agar lebih efisien dan meningkatkan transaksi serta menurunkan biaya dari transaksi.

"Tentunya kami punya beberapa strategi yang kita lihat dengan kondisi sekarang. Kita harus tetap ekspansi kredit, tapi kita akan ekspansi yang lebih berkualitas," ujar Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar, dalam wawancara dalam program Money Talks di CNBC Indonesia, Rabu (11/11/2020).

Pada 2021 BNI menargetkan pertumbuhan kredit 4%-5%, dengan menghitung proses pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) diproyeksi akan tumbuh 6-7%.

"Kita akan coba positif tahun depan, kredit di kisaran 4-5%. Dana juga sedikit lebih agresif kita punya digital dana bisa tumbuh 6-7%. Saya rasa itu sejalan dengan perkiraan kita bahwa tahun depan agak memasuki era yang positif supaya bisa cepat recovery," ujarnya.

BNI juga berencana mempersiapkan diri untuk go internasional sesuai arahan pemegang saham. Royke menambahkan, kehadiran UU Cipta Kerja dan program Pemulihan Ekonomi Nasional akan membuat ekonomi Indonesia pulih lebih cepat. Hal ini diperlukan untuk menghadapi percepatan perubahan ekonomi agar menjadi lebih baik.

Optimisme tersebut, tutur Royke, diukur berdasarkan tanda-tanda ekonomi Indonesia sudah mulai pulih. Apalagi Indonesia telah menerbitkan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang diharapkan menjadi penarik investor untuk masuk tanah air.

"Kita ada peluang untuk ekspansi karena uu yang sangat probisnis ini membantu para investor untuk mau melakukan inevstasi jangka panjang di Indonesia," ujarnya.

"Kita (BNI) bisa menjadi salah satu sumber dana mereka dan bisa menjadi pendamping sumber dana investasi di Indonesia. Secara ekonomi bertumbuh perbankan akan punya impact positif," ujarnya.

Sebelumnya, BNI mencetak laba bersih pada periode 9 bulan tahun ini atau per September 2020 mencapai Rp 4,32 triliun, atau turun 63,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,97 triliun.

Berdasarkan paparan kinerja Q3-2020 secara virtual, penurunan laba bersih ini seiring dengan efek dari upaya BNI memperkuat fundamental dalam menghadapi ekonomi di masa mendatang dengan pencadangan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Q3-20020 berada pada 206,9%, lebih besar dari Q3 2019 sebesar 159,2%. Adapun hingga akhir September, aset BNI tumbuh 12,5% yoy, mencapai Rp 916,95 triliun.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Bos Baru BNI, Ini Sederet Tugas Royke Tumilaar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular