
Terungkap! Ini Rencana BNI dalam Ekspansi Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia- Dengan kehadiran Royke Tumilaar sebagai nahkoda baru, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) semakin memantapkan untuk go internasional. BNI bukan hanya menjadi corong BUMN di negara lain, tetapi juga berharap bisa merengkuh laba dari bisnis di negeri orang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam wawancara dengan CNBC Indonesia yang dilakukan pada Rabu (11/11/2020). Royke mengatakan bahwa target pertama ekspansi ke luar negeri adalah kawasan Indochina. Untuk memuluskan rencana tersebut, BNI pun telah melakukan sejumlah kajian.
"Kami akan melihat peluang ekspansi di beberapa negara terutama regional Indochina yang menjadi target untuk ekspansi," ujar Royke.
Pada dasarnya BNI saat ini telah memiliki 8 perwakilan di luar negeri, yang terdiri dari 7 Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) dan 1 sub branch. KCLN tersebut berada di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, Yangon, New York dan London. Adapun sub branch berada di Osaka, Jepang.
Dari seluruh jaringan internasional tersebut, BNI baru memiliki sebuah cabang di Indochina, yakni di Yangon.
Royke menegaskan, go international merupakan arahan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Namun, Royke mengaku belum bisa menyebutkan secara rinci negara mana yang menjadi prioritas utama karena masih dalam kajian.
Apalagi ada faktor pandemi Covid-19 yang membuat ekspansi keluar negeri menjadi penuh tantangan. "Dengan adanya Pandemi ini, maka bukan hal mudah buat kami ekspansi ke luar negeri secara fisik," tegasnya.
Selain ekspansi, BNI juga menyatakan akan meningkatkan bisnis internasional dari cabang-cabang yang sudah ada. Potensi bisnis di negara-negara tersebut juga masih terbuka lebar.
"Kami akan leverage kinerja cabang yang sudah ada. Dengan cabang yang sudah ada kita bisa lebih go international," ujarnya.
Kehadiran jaringan internasional BNI diharapkan membantu pengusaha Indonesia dalam aktivitas bisnis di negara lain. Selain itu, KCLN tersebut diharapkan dapat menjadi gerbang bagi pengusaha asing untuk masuk ke Indonesia, terutama dalam layanan perbankan.
Kinerja bisnis internasional BNI bisa dikatakan cukup agresif. Bahkan seluruh KCLN BNI mencatatkan pertumbuhan laba lebih dari 80% pada Semester I-2020.
Ekspansi 2021
Pada kesempatan yang sama Royke juga memaparkan BNI menargetkan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 4%-5%, yang diduku pemulihan ekonomi nasional yang terus berjalan. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) diproyeksi akan tumbuh 6-7%.
"Kami akan coba positif tahun depan, kredit di kisaran 4-5%. Dana juga sedikit lebih agresif kita punya digital dana bisa tumbuh 6-7%. Saya rasa itu sejalan dengan perkiraan kami bahwa tahun depan memasuki era yang positif supaya bisa cepat recovery," ujar Royke.
Sektor yang menjadi pilihan penyaluran kredit BNI pada 2021 adalah Pertanian, Pengolahan, Fast-moving consumer goods (FMCG), Pertambangan, Energi dan Kelistrikan, serta konstruksi.
"Kami memang berusaha ekspansi kredit, namun ekspansi yang sehat, kita akan tumbuh secara selektif di sektor yang memiliki peluang besar," ujar Royke.
Optimisme tersebut, tutur Royke dibangun karena ekonomi Indonesia sudah mulai pulih. Apalagi Indonesia telah menerbitkan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang diharapkan menjadi penarik investor untuk masuk tanah air.
"Kita ada peluang untuk ekspansi karena uu yang sangat probisnis ini membantu para investor untuk mau melakukan investasi jangka panjang di Indonesia," ujarnya. Bila investor asing mulai masuk ke Indonesia, maka BNI bisa menjadi mitra usaha dalam layanan perbankan.
Royke menambahkan BNI juga akan mengakselerasi digital banking dalam produk dan pemrosesan agar lebih efisien dan meningkatkan transaksi serta menurunkan biaya dari transaksi.
"Dalam layanan digital kami akan bekerja sama dengan fintech untuk peluang melakukan simplifikasi proses agar bisa lebih produktif," tutup Royke.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Bos Baru BNI, Ini Sederet Tugas Royke Tumilaar