
BRI Mau Aksi Korporasi Besar, Erick Pernah Ngomong Ini Lho..

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sedang menyusun rencana aksi korporasi besar. Namun manajemen BRI masih merahasiakan rencana tersebut.
Sebenarnya apa rencana aksi korpasi tersebut yang sempat disebutkan Diektur Utama BRI Sunarso hari ini. Dia mengatakan sedang menyiapkan sebuah aksi korporasi yang berkaitan dengan pengembangan bisnis UMKM, terutama di sektor ultra mikro.
Aksi korporasi ini tampaknya cukup besar, sehingga membutuhkan audit laporan keuangan sebagai salah satu syaratnya. Untuk aksi korporasi ini, BRI melakukan audit laporan keuangan untuk buku kuartal III-2020.
Namun, Direktur Utama BRI Sunarso dan Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengaku belum bisa menjelaskan aksi korporasi yang akan dilakukan.
"Jadi audit laporan keuangan September ini hal biasa kita lakukan, tetapi memang betul dalam rangka corporate action. Nanti pada saatnya kami share, ini belum public," ujar Haru dalam konferensi pers paparan kinerja Kuartal III-2020, Rabu (11/11/2020).
"Ditanya ke mana arahnya, kembali lagi seperti kata Pak Dirut (aksi korporasi) ini untuk pengembangan UMKM," tambah Haru.
BRI merupakan raksasa bisnis dalam UMKM. Porsi portofolio kredit UMKM mencapai 80,65% dari total kredit September 2020 yang mencapai Rp 935,35 triliun.
Dirut BRI Sunarso memberikan petunjuk arah pengembangan BRI ke depan adalah go smaller, yaitu memberikan kredit ke segmen ultra mikro. Dengan arah ini, maka BRI mengincar porsi pembiayaan UMKM bisa naik ke 85%.
"Dari yang belum unbankable kita bawa masuk ke perbankan dengan perkuat base ultra mikro dan unbankable kita masukkan," ujar Sunarso memberi petunjuk arah bisnis ke depan.
Segmen unbankable memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini terdiri dari bagian, termasuk productive poor yang diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, namun hanya sangat sedikit bank yang bermain.
BACA INI: Erick Sebut BRI akan Jadi Bank Luar Biasa, tapi Ini Syaratnya
Segmen ini, yang selama ini digarap oleh perusahaan pembiayaan non bank, seperti BUMN Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, mengatakan BRI harus menemukan sumber pertumbuhan yang baru. Untuk itu, BRI mulai masuk ke segmen ultra mikro dalam 2 bulan terakhir.
"Dalam 2 bulan kita sudah kasih ultra mikro Rp 5,5 T dengan customer lebih dari 700 ribu nasabah," ujarnya.
Menurutnya, penyaluran kredit ke segmen ini berbasis data, yang didapat dari data penerima bantuan pemerintah maupun data dari Agen BRILink.
"Karena BRI peran utama di stumulus pemerintah dari stumulus ada data base besar, Pak Indra (Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI), sudah buat data yang jadi bantuan buat agen BRI," ujar Supari.
Menteri BUMN, Erick Thohir, selaku pemegang saham mayoritas di BRI pernah memberikan petunjuk mengenai arah pengembangan BRI ke depan. Hal ini disampaikan Erick saat menjadi pembicara dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook pada Februari 2020. Erick mengatakan, Kementerian BUMN akan mensinergikan BRI dengan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
"Kami sudah rapat dengan BRI, kami ingin memastikan Juni ini terjadi sinergi yang luar biasa dengan Pegadaian dan PMN. Jadi jelas, tidak ada lagi overlapping kebijakan di situ, dan target market-nya jelas, ini kalau terjadi, BRI akan jadi bank luar biasa. Cepat-cepat beli sahamnya!" ujar Erick saat itu.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! BRI Sedang Siapkan Aksi Korporasi Besar