Laba Q3 Turun, Bos BRI: Kami Pilih Selamat Dulu

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 November 2020 11:58
Direktur Utama Bank BRI Sunarso. (Dok. BRI)
Foto: Direktur Utama Bank BRI Sunarso. (Dok. BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso menjelaskan perihal kinerja perusahaan yang mencatatkan laba bersih konsolidasi pada 9 bulan pertama tahun ini mencapai Rp 14,12 triliun, atau turun 43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 24,78 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020 yang baru dipublikasikan Rabu ini (11/11/2020), laba bersih secara individual Bank BRI pada periode 9 bulan hingga September 2020 itu mencapai Rp 14,05 triliun, juga turun 43,27% dari periode yang sama tahun lalu Rp 24,77 triliun.

"Saya sampaikan bahwa prioritas yang harus kita pilih, di situasi seperti sekarang begini penuh ketidakpastian kita harus pilih fixing strategi ke mana," kata Sunarso dalam acara launching BRI Micro & SME Index secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

"Laba saya katakan tidak akan setinggi tahun lalu, tetap positif. Pilihannya kita kejar laba atau selamat dulu. Jadi kalau ditanya kejar untung atau selamat, saya sebagai CEO bank besar ini pilih selamat dulu, cari bantalan dulu," tegasnya.

Dia mengatakan laba tetap positif tahun ini, tapi tidak sebesar tahun lalu lantaran adanya restrukturisasi kredit yang membutuhkan pencadangan yang cukup dan memadai sehingga menjamin keberlangsungan bisnis.

"Tetap di-manage hati hati, pencadangan cukup, kalau ada pendapatan tidak diambil tahun ini, dicadangkan ke aset jadi bantalan cadangan memadai," katanya.

"Meski demikian harus tetap tumbuh, pilihan strateginya adalah bisnis follow stimulus, likuditas melimpah bukan karena dana banyak, tapi loan demand menurun," katanya.

Menurut dia belum bisa pacu kredit lantaran permintaan turun, sebab itu yang harus diangkat adalah permintaan itu sendiri.

"Permintaan pasar ga bisa dibantu sektor bisnis saja, negara bantu stimulus, bantuan dan subsidi, dikelompokkan tiga, government spending, kalau ga government investment, kalau tidak maka bisa government guarantee," katanya.

Dari sisi pendapatan bunga bersih serta pendapatan premi secara konsolidasi pada periode tersebut mencapai Rp 53,08 triliun, turun 12,79% dari sebelumnya Rp 60,87 triliun. Sementara itu, pendapatan bunga bersih mencapai Rp 56,05 triliun, turun 7,8% dari September 2019 yakni Rp 60,8 triliun.

"Pertumbuhan kredit di sisa 2 bulan sampai akhir 2020 4-5%. Lalau laba agak susah, saya kira gini bahwa Q3 ini kuartal yang boleh dikatakan bottoming [paling bawah kinerja], jadi Q4 udah mudahan ada peningkatan," kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, dalam kesempatan itu.

"Kalau kredit jangan liat 4-5%, mikro tumbuh 8%, mikro kecil 4%, akan fokus UMKM," kata Haru.

Adapun HandayaniDirektur Konsumer BRI, menjelaskan pendapatan fee based tumbuh 13,9% didominasi transaction base, dan digital tumbuh lebih dari 50% dan transaksi agen BRILink.

"Pertumbuhan ini tunjukkan basis transaksi digital jadi kontributor utama fee base income. BRILink jadi salah satu backbone fee base income," kata Handayani.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang Bank BRI di Tahun 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular