
Sudah Jenuh Beli Banget, Waspada IHSG Balik Arah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melenggang ke jalur hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (11/11/2020) dengan penguatan sebesar 0,85% atau 46,28 poin ke level 5.509,014.
Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 0,5% pada pagi tadi dan tak sekalipun sempat menyentuh zona merah.
Nilai transaksi harian tercatat menembus Rp 9,4 triliun dengan volume transaksi 13 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 690.042 kali.
Bursa saham di kawasan Asia cenderung variatif, dengan penguatan indeks bursa Nikkei Jepang sebesar 1,8% dan KOSPI menguat 1,1%.
Sebaliknya, bursa saham Hang Seng Hong Kong minus 0,08%, diikuti indeks bursa Singapura yang melemah 0,54%.
Pelaku pasar terlihat kian optimistis memburu aset berisiko seperti saham di Indonesia, sebagaimana terlihat dalam besarnya nilai dan volume transaksi hari ini.
Sentimen positif masih menguar dari bursa global, yakni temuan vaksin virus Covid-19 yang memiliki efektivitas 90%. Vaksin tersebut dibikin oleh Pfizer asal AS dan perusahaan farmasi Jerman, BioNTech.
![]() Analisis IHSG Sesi II, 11 November 2020/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area bawah atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.529. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.483.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 87 yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang sudah jenuh beli.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000