Kabar Buruk, Emas Bakal 'Terjun Payung' ke US$ 1.868/Troy

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 November 2020 06:50
emas
Foto: Dok Freepik

emas

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas spot di pasar global ambles 4,20% di level US$ 1.868/troy ons pada perdagangan Senin malam, pukul 22.24 WIB seiring dengan pengumuman bahwa virus corona buatan Pfizer ampuh mengatasi Covid-19.

Pfizer, perusahaan internasional dalam bidang kesehatan yang bermarkas di New York City, Amerika Serikat, tercatat di bursa New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham PFE.

Perusahaan farmasi asal AS tersebut berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, dan mengumumkan uji coba vaksin Covid-19 terhadap sekitar 44.000 subjek yang 90% efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) tanpa efek samping yang berbahaya.

Imbasnya, data Kitco mencatat, tadi malam harga emas langsung ambles. Harga emas yang sebelumnya menguat dan berada di level tertinggi sejak pertengahan September lalu sontak ambrol hingga 2,6% dalam waktu kurang dari 30 menit, ke US$ 1.900,78/troy ons, di pasar spot.

Posisi emas sedikit membaik, pada pukul 19:28 WIB, berada di level US$ 1.914,81/troy ons, melemah 1,91%. Namun lewat jam 10 malam, harga emas spot berada di kisaran US$ 1.868-1.869/troy ons.

Kitco mencatat, harga emas telah mencapai level tertinggi hampir 7 minggu di posisi US$ 1.966,10/troy ons tapi kemudian melorot.

Adapun harga emas berjangka (futures) untuk pengiriman Desember turun US$ 39,90 di level US$ 1.911,70/troy ons dan harga perak untuk pengiriman Desember di bursa berjangka Comex juga turun US$ 0,792 di posisi US$ $ 24,855 per ounce.

"Tampaknya ini [vaksin Pfizer] akhirnya menjadi kabar baik yang telah ditunggu pasar global selama berbulan-bulan-selama periode suram ketika pandemi tampaknya memburuk di wilayah seperti AS dan Eropa," tulis Kitco, dikutip Selasa (10/11/2020).

"Indeks dolar AS hampir stabil di awal hari ini setelah mencapai level terendah sembilan minggu semalam. Selain itu harga minyak mentah naik tajam dan diperdagangkan sekitar US$ 40,00 per barel. Yield [imbal hasil] obligasi benchmark US Treasury tenor 10-tahun telah meningkat hari ini saat ini mencapai 0,8%," tulis Kitco.

Masih Prospek

Di sisi lain, di luar sentimen vaksin Pfizer, Dikki Soetopo, Direktur PT Solid Gold Berjangka (SGB), menilai sentimen pasar akan membaik usai kemenangan Joe Biden dari partai Demokrat atas petahana partai Republik Donald Trump.

Indeks Dollar AS (DXY) juga kembali melanjutkan reli pelemahan di awal sesi pembukaan perdagangan pada Senin (9/11), turun hingga -0.07% pada pukul 11.00 WIB. Hal ini membuat sektor investasi saham dan emas melanjutkan penguatan.

Di bulan November ini, menurut Dikki momentum penguatan harga emas dan indeks Hang Seng (HKK) disambut oleh hari raya festival Diwali yang tentunya menambah kilauan harga emas kembali memancar secara year on year.

Sebab itu, seiring dengan momen tersebut volume permintaan pasar terhadap aset safe haven seperti emas meningkat dan banyak diburu oleh para investor, baik itu emas dalam bentuk fisik maupun kontrak berjangka emas dunia.

"Saat ini para investor sedang memantau tindakan dari Partai Republik 'Donald Trump, yang mengatakan "Joe Biden tidak seharusnya mengklaim jabatan presiden. Saya juga bisa melakukan klaim serupa. Proses legal akan dimulai," cuit Trump di Twitter. Hal tersebut, sedikit memicu kecemasan para investor terhadap masa pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS," terang Dikki.

Dengan analisis ini, Dikki mengungkapkan, dengan kondisi yang mulai memanas di Amerika Serikat, rekomendasi untuk para investor sebaiknya masuk ke instrumen perdagangan emas.

Karena, dengan kemenangan Partai Demokrat Joe Biden tentunya akan meloloskan stimulus jumbo yang pernah rencanakan senilai US$ 2,2 triliun. Hal ini akan memicu naiknya inflasi di negeri Paman Sam.

Dia mengatakan, harga emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai (hedging) menjadi koleksi yang paling pas bagi para investor yang bertujuan mencari instrumen investasi yang aman di kala peningkatan inflasi.

Selain itu, harga emas berpotensi menjadi primadona di pasar global, khususnya di moment festival Diwali dan moment perayaan Imlek yang sudah di depan mata. Hal ini akan meningkatkan volume permintaan pasar di bursa.

"Menurut historikal data, di moment jelang Diwali (year on year) harga emas rata-rata mencetak kenaikan hingga 1,57% atau di kisaran 40 poin ke atas, sedangkan HKK rata rata mencetak rekor kenaikan hingga 3,56% atau 1.219 poin jelang moment Diwali (year on year)," kata Dikki.

Resistance 3 : US$ 2.026/oz
Resistance 2 : US$ 2.007/oz
Resistance 1 : US$ 1.988/oz
Pivot poin : US$ 1.962/oz
Support 1 : US$ $ 1.935/oz
Support 2 : US$ $ 1.900/oz
Support 3 : US$ $.1874/oz

Sebelumnyam CNBC International melaporkan Pfizer dan BioNTech mengumumkan uji klinis tahap akhir mereka. Ini menjadi kabar baik karena sejumlah ahli memperkirakan efektivitas vaksin hanya 75%.

Sebelumnya Penasihat kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci mengungkapkan vaksin dengan efektivitas minimal 50-60% yang bisa diterima manusia.

Kabar ini muncul di saat sejumlah produsen obat-obatan dan pusat penelitian dunia berlomba untuk membuat vaksin yang aman dan efektif karena virus ini telah merenggut lebih dari 1,25 juta nyawa.

Chairman dan CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perkembangan terakhir tersebut menjadi hari yang indah bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Efikasi final dari vaksin tersebut dikatakan aman.

"Hasil pertama dari uji klinis fase tiga uji vaksin mengindikasikan kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," ujar Bourla dalam pernyataannya.

"Kami mencapai titik kritikal dari program pengembangan vaksin ini di saat dunia membutuhkannya karena infeksi terus menembus rekor, kapasitas rumah sakit sudah penuh dan ekonomi terguncang."

"Dengan berita hari ini kami sudah makin dekat untuk menyediakan vaksin kepada masyarakat di seluruh dunia, dan diharapkan bisa membantu mengakhiri krisis kesehatan dunia," ungkap Bourla.

Kedua perusahaan tersebut berencana untuk mengajukan penggunaan darurat vaksin kepada Food and Drug Administration (FDA) AS pada pekan ketiga November 2020.

Pfizer dan BioNTech berencana memproduksi 50 juta dosis vaksin Covid-19 di 2020 dan 1,3 miliar dosis di 2021. Diketahui keduanya sudah mulai uji klinis fase akhir di Juli 2020 lalu.


(tas) Next Article Duh.. Emas Melorot, Harga Emas Antam Bakal Jeblok Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular