
Mantap! CPO Tembus Rekor Harga Tertinggi 8 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) masih melanjutkan relinya. Kini harga kontrak berjangka CPO teraktif di bursa derivatif Malaysia sudah menyentuh level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Harga CPO kontrak pengiriman Januari menguat 0,34% ke RM 3.238/ton pada Selasa (10/11/2020) pukul 10.50 WIB. Kemarin harga kontrak CPO ini melesat 1,5% ke RM 3.227/ton.
Harga CPO naik 5,6% pekan lalu ke level tertinggi sejak Mei 2012 menjelang rilis resmi data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada hari ini.
Berdasarkan poling Reuters, stok minyak sawit di produsen terbesar kedua dunia diperkirakan turun 9,8% (mom) di bulan Oktober menjadi 1,56 juta ton atau terendah sejak Juni 2017 setelah kenaikan marjinal dalam dua bulan terakhir.
Sementara untuk produksi minyak sawit kemungkinan turun 5,6% (mom) ke terendah dalam lima bulan menjadi 1,77 juta ton, sementara ekspor diperkirakan naik 5,5% ke level tertinggi tiga bulan menjadi 1,7 juta ton.
Kenaikan harga lanjutan juga merespon risk appetite para investor yang naik akibat berita vaksin Covid-19 Pfizer yang positif. Perusahaan farmasi asal AS tersebut mengumumkan bahwa vaksin buatannya hasil kerja sama dengan BioNTech tergolong ampuh dan tanpa efek samping.
Alhasil pasar keuangan menjadi sumringah. Harga aset-aset keuangan mengalami kenaikan. Inilah yang menjadi sentimen penggerak pasar hari ini. Bagaimanapun juga, jalan untuk vaksinasi masih panjang karena membutuhkan waktu untuk mendapat izin, proses produksi skala masal, hingga distribusi mengglobal.
Sebelumnya risk appetite investor juga naik akibat kemenangan Joe Biden atas Donald Trump dalam kontestasi politik pemilihan presiden di AS.
Di sisi lain meski produksi November juga diperkirakan turun, tetapi prospek permintaan tetap mengkhawatirkan karena negara-negara Eropa memasuki lockdown.
Sentimen negatif lain juga datang dari dalam negeri. Harga minyak yang masih terkoreksi sepanjang tahun membuat proyek biodiesel di Indonesia mengalami kendala. Konsumsi biodiesel di Tanah Air baru di angka 6 juta kiloliter saja sampai September dari target 9,6 juta kiloliter.
Menurut Fitch Ratings, pemerintah RI bisa saja menunda upayanya untuk mendorong konsumsi biodiesel sementara waktu di tengah melemahnya harga minyak dan tingginya harga CPO.
Biodiesel sekarang jauh lebih mahal daripada solar biasa, dan subsidi dari dana industri untuk mempromosikan produksi dan penggunaan biodiesel telah meningkat.
Fitch Ratings memperkirakan dana industri hanya dapat mensubsidi sekitar 8 juta kiloliter (kl) biodiesel, dibandingkan dengan target pemerintah sebesar 9,6 juta kl pada tahun 2020, jika tidak ada langkah lain.
Ini menunjukkan bahwa ada indikasi yang kuat target konsumsi biodiesel RI untuk tahun 2020 tak tercapai. Selain itu, prospek permintaan biodiesel pada tahun 2021 dan pungutan ekspor CPO, yang berkontribusi pada dana tersebut menjadi tidak pasti.
Well, dengan banyaknya sentimen negatif yang masih berseliweran di tengah tingginya harga CPO maka koreksi berpotensi terjadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Gegara Indonesia Harga CPO Dunia Pecah Rekor