
Biden Bikin Emas Dunia Meroket, Emas Antam kok Naik Seiprit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, naik tipis pada perdagangan Senin (9/11/2020). Harga emas dunia sedang dalam tren menanjak sejak pekan lalu, tetap emas Antam justru malah naik turun, sebab nilai tukar rupiah sedang perkasa.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.006.000/batang, naik 0,2% dibandingkan harga Sabtu (7/11/2020). Sepanjang pekan lalu, emas Antam satuan 1 gram tercatat menguat 0,8%.
Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 94.812.000/batang atau 948.120/gram naik 0,21%.
Harga emas dunia sepanjang pekan lalu melesat nyaris 4% ke US$ 1.951,51/troy ons, melansir data Refinitiv. Penguatan tersebut tentunya sangat jauh dibandingkan emas Antam yang hanya 0,8%.
Selain emas dunia, harga emas Antam juga ditentukan oleh nilai tukar rupiah, sehingga penguatan tajam emas dunia belum mampu diikuti emas Antam. Sebabnya, emas dunia dibanderol dengan dolar AS, saat Mata Uang Garuda menguat, maka harga emas dunia akan lebih murah ketika dikonversi ke rupiah.
Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat nyaris 3% melawan dolar AS. Sehingga kenaikan harga emas dunia diredam oleh penguatan rupiah yang membuat emas Antam hanya naik 0,8%.
Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) menjadi pemicu penguatan emas dunia serta rupiah.
Calon dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden yang diproyeksikan memenangi pilpres melawan petahana dari Partai Republik, Donald Trump.
Hari Minggu (8/11/2020) kemarin, Joe Biden memperoleh electoral vote sebanyak 279, berdasarkan data NBC News. Artinya, Biden memenangi pilpres kali ini, sebab dibutuhkan minimal 270 electoral vote untuk menang.
Artinya, laju penguatan rupiah berpeluang berlanjut pada hari ini, Senin (9/11/2020). Kemenangan Biden dianggap menguntungkan negara-negara emerging market seperti Indonesia, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir atau setidaknya tidak memburuk. Selain itu, stimulus fiskal juga akan lebih besar ketimbang yang akan digelontorkan Trump dan Partai Republik.
Nancy Pelosi, Ketua House of Representative (DPR) dari Partai Demokrat sebelumnya mengajukan stimulus fiskal dengan nilai US$ 2,2 triliun, yang tidak disepakati oleh Pemerintahan Trump, dan ditolak oleh Partai Republik.
Semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Selain itu, inflasi juga berpotensi meningkat.
Negara-negara emerging market seperti Indonesia juga berpotensi kecipratan aliran modal yang membuat rupiah perkasa.
Sementara itu emas dunia akan diuntungkan dari dua sisi.Pertama, saat dolar AS melemah harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat, harganya pun naik.
Kedua, secara tradisional emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga ketika inflasi naik emas akan diburu investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?