
Harga Dibanting & Bikin Jantungan, Saham Ini Rontok 30%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini, ada lima saham yang harganya terkoreksi sangat dalam. Hanya dalam hitungan seminggu kapitalisasi pasarnya anjlok 20% - 30%.
Saham pertama dengan koreksi harga paling signifikan adalah saham PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE). Setelah sekian lama mati suri dan lebih sering tidak ditransaksikan di level Rp 1.400/unit, harganya kini anjlok 28,93% ke Rp 995/unit.
TEBE merupakan salah satu emiten di bursa RI yang umurnya kurang dari setahun. Perusahaan menawarkan saham perdana pada November tahun lalu. Menurut manajemen perusahaan, 80% akan digunakan untuk entitas anak usaha dan sisanya untuk pengembangan usaha di bidang penambangan batu bara.
Pada kuartal kedua tahun ini, TEBE membukukan pendapatan sebesar Rp 89,3 miliar dan rugi bersih senilai Rp 17,7 miliar.
Di posisi terboncos kedua ada saham PT Planet Propertindo Jaya Tbk (PLAN) yang bergerak di sektor perhotelan, restoran dan pariwisata. Harga saham PLAN anjlok dari Rp 264/unit menjadi Rp 193/unit.
PLAN baru saja melantai di bursa efek pada 15 September lalu. Harga penawaran perdana saham PLAN di Rp 112/unit. Harga penutupan tertinggi saham PLAN di Rp 290/unit pada 19 Oktober lalu. Meski terkoreksi tajam, saham PLAN masih memberikan imbal hasil sebesar 72% sejak IPO.
Saham yang membuat kantong kering selanjutnya adalah saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk dengan kode emiten KONI. Saham perusahaan ini awalnya cukup lama anteng di harga Rp 480/unit sebelum akhirnya terkikis 22,08% sepekan terakhir ke level Rp 374/unit.
KONI akan menggelar aksi korporasi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement tahap keempat. KONI akan menerbitkan 22,4 juta saham dengan harga Rp 500. Dengan demikian, KONI akan mengantongi dana segar hingga Rp 11,2 miliar.
Dana segar tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar sebagian dan atau seluruh pinjaman yang akan segera jatuh tempo.
Di posisi keempat ada saham PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII). Saham ECII sempat terbang dari Rp 750/unit ke Rp 800/unit pada 29 September lalu. Setelah itu harga saham ECII stagnan di level tersebut dan tidak ditransaksikan dalam kurun waktu yang lama.
Barulah mulai pada 2 November saham ini mulai bergerak ke bawah. Dalam sepekan harga saham ECII drop dari Rp 800/unit ke Rp 625/unit atau turun 21,88%.
Terakhir ada saham dari emiten sektor properti dan perhotelan yaitu PT DMS Propertindo Tbk (KOTA). Sejak 2 Oktober lalu, saham ini mulai sepi ditransaksikan. Harganya terus tergerus. Dalam seminggu terakhir harga saham KOTA turun dari Rp 324/unit ke Rp 254/unit atau drop 21,6%.
Namun sejak 2 Oktober - 6 November harga saham KOTA anjlok 57,6%.
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Anjlok Hingga 29%, Ini 5 Saham Top Losers Sepekan