Warga Turki "Buang" Lira dan Borong Emas, Ini Pertanda Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 November 2020 17:44
INFOGRAFIS, Sengketa Laut Mediterania, Erdogan Siap Perang
Foto: Infografis/Sengketa Laut Mediterania/Edward Ricardo

Terus merosotnya nilai tukar lira memaksa TCMB menaikkan one-week repo rate menjadi 10,25%. Para Analis memprediksi pada bulan lalu kenaikan akan kembali dilakukan, nyatanya TCMB bergeming, suku bunga tetap 10,25%, alhasil kurs lira kembali ambrol.

Independensi TCMB memang sering dipertanyakan setelah terus memangkas suku bunga dan keengganannya untuk menaikkan suku bunga saat kurs lira ambrol. Presiden Erdogan tidak menyukai suku bunga tinggi bahkan pernah menyebut sebagai biangnya setan.

"Suku bunga tinggi adalah biangnya setan," tegas Erdoga, seperti diberitakan Reuters.

Oleh karena itu sejak Uysal menjabat Gubernur TCMB, suku bunga terus diturunkan. Guna meredam pelemahan lira, TCMB melakukan intervensi, alhasil cadangan devisanya tergerus tajam di tahun ini.

Data dari Refinitiv menunjukkan per 30 Oktober cadangan devisa Turki sebesar US$ 42,25 miliar, menyusut nyaris 50% dari posisi akhir 2019, dan berada di level terendah sejak tahun 2005. 

Mantan menteri ekonomi Turki, Ali Babacan, mengatakan keengganan TCMB menaikkan suku bunga di bulan Oktober lalu akan membuat kurs lira terus merosot, sebab akan memicu capital outflow.

"Mereka (investor asing) sedang menunggu apakah akan ada keputusan rasional yang akan dibuat, tetapi saat suku bunga tidak dinaikkan di bulan Oktober, mereka mulai berkata 'tidak ada yang berubah lebih baik disini, kita harus mengambil apa yang kita miliki dan pergi'," kata Babacan sebagaimana dilansir Ahval News.

Babacan menambahkan ketika tidak ada lagi kepercayaan terhadap bank sentral, tidak peduli investor asing ataupun lokal, mereka akan pergi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular