Bos Garuda Angkat Bicara Soal Suap Pembelian Bombardier

Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 November 2020 16:47
Tingkatkan Okupansi, Garuda Tambah 13 Rute Direct Flight (CNBC Indonesia TV)
Foto: Tingkatkan Okupansi, Garuda Tambah 13 Rute Direct Flight (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bakal mendukung dan berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam dugaan suap kontrak penjualan pesawat Bombardier kepada perusahaan pada 2012 lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan Garuda Indonesia juga secara aktif akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang guna memastikan dukungan penuh Perusahaan atas upaya penegakan hukum kasus tersebut.

"Kami harapkan melalui komitmen berkelanjutan dan peran aktif yang kami lakukan dalam mendukung upaya penegakan hukum tersebut, Garuda Indonesia dapat secara konsisten menjaga lingkungan bisnis yang bersih dan transparan secara berkelanjutan selaras dengan visi transformasi BUMN," kata Irfan dalam keterangan resminya, Jumat (6/11/2200).

Dia mengatakan dukungan terhadap upaya penegakan hukum ini selaras dengan mandat yang diberikan Pemerintah kepada perusahaan untuk terus memperkuat implementasi tata laksana perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) pada seluruh aktivitas bisnisnya.

Hal ini menanggapi kasus yang saat ini tengah ditangani oleh Serious Fraud Office (SFO) alias lembaga penyidik tindak pidana pasar keuangan Inggris. SFO telah memulai penyelidikan terkait korupsi Bombardier dan Garuda Indonesia. Lembaga ini tengah menyelidiki dugaan penyuapan dan korupsi terkait kontrak dan pesanan Garuda Indonesia.

Melansir Aerotime, Garuda Indonesia disebutkan telah mengoperasikan 18 jet regional Bombardier CRJ-1000. Adapun kesepakatan untuk memperoleh pesawat tersebut diselesaikan selama Singapore Airshow pada Februari 2012.

Kala itu, maskapai pelat merah setuju untuk memperoleh enam pesawat CRJ-1000 dengan opsi untuk menerima pengiriman 12 jet tambahan. Kesepakatan antara kedua belah pihak mencapai US$ 1,32 miliar dengan harga jual.

Garuda Indonesia lantas menerima pengiriman jet regional pertama buatan Kanada pada Oktober 2012. Adapun Bombardier telah mengirimkan CRJ-1000 terakhirnya pada Desember 2015 lalu.

"Karena ini adalah investigasi langsung, SFO tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut," demikian pernyataan singkat SFO.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Erick Thohir Bicara Soal Korupsi di Bombardier-Garuda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular