
Capital Inflow Bikin Rupiah Makin Ngeri! 3 Dolar Jadi Tumbal

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali "menggila" pada perdagangan Jumat (6/11/2020), 3 dolar jadi tumbal sekaligus. Sentimen pelaku pasar global yang membaik menjadi pemicu penguatan rupiah.
Kala sentimen membaik, maka investasi akan mengalir ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang memberikan imbal hasil tinggi, rupiah pun perkasa.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 10.55 WIB, rupiah menguat 0,9% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.240/US$. Level tersebut merupakan yang terkuat dalam 4 bulan, atau tepatnya sejak 2 Juli lalu. Kemarin, rupiah juga menguat lebih dari 1%.
Kemudian melawan dolar Singapura, rupiah menguat 0,92% ke Rp 10.541,9/SG$, level terendah sejak 30 Juli. Sementara melawan dolar Australia, Mata Uang Garuda melesat 1,26% Rp 10.331,15/AU$.
Derasnya aliran modal ke dalam negeri kemarin terlihat dari aksi beli bersih (net buy) Rp 929,31 miliar di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun melesat lebih dari 3% kemarin, dan hari ini masih menghijau.
Tidak hanya IHSG, bursa saham global juga mengalami penguatan tajam. Bursa saham AS (Wall Street).
Indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan penguatan 1,95% ke 28.390,18 dan 3.150,45, sementara Nasdaq melesat 2,6% ke 11.890,93. Penguatan tersebut membuat ketiga indeks utama tersebut menuju pekan terbaik sejak bulan April, sekaligus membaikkan kemerosotan tajam pekan lalu. Dalam 4 hari perdagangan pekan ini, indeks Dow Jones menguat 7,1%, S&P 500 7,4%, dan Nasdaq memimpin 9%.
Hasil sementara pemilihan umum di AS menjadi faktor utama membaiknya sentimen pelaku pasar.
Secara keseluruhan hasil sementara pemilihan umum di AS menunjukkan Joe Biden masih unggul atas Donald Trump, sementara House of Representatif (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR) masih dikuasai Partai Demokrat, dan Senat juga tetap didominasi Partai Republik.
Dengan skenario tersebut, jika Biden menjadi presiden AS, maka perang dagang dengan China kemungkinan akan berakhir, atau setidaknya tidak akan memburuk.
Selaim itu dengan kemenangan Biden, paket stimulus fiskal yang akan digelontorkan tentunya akan lebih besar ketimbang Trump, sehingga membuat pasar semakin sumringah. Negara-negara emerging market seperti Indonesia juga berpotensi kecipratan capital inflow yang membuat rupiah perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
