Resesi Dicuekin! Rupiah Terbang Tinggi Jadi Juara Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 November 2020 15:28
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya output ekonomi tumbuh negatif 5,32% YoY. Indonesia sah masuk jurang resesi untuk kali pertama sejak 1999.

Realisasi ini lebih dalam dibandingkan estimasi pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi tumbuh -3,13% YoY sementara konsensus Reuters berada di -3% YoY.

"Perekonomian di berbagai negara pada triwulan III lebih baik dibandingkan dengan triwulan II. Namun masih ada kendala karena tingginya kasus Covid-19. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam triwulan-triwulan mendatang. Perekonomian beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan III masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam triwulan II," papar Suhariyanto, Kepala BPS.

Secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), BPS melaporkan PDB Indonesia mampu tumbuh positif 5,05% pada kuartal III-2020. Namun pertumbuhan ekonomi secara kumulatif Januari-September 2020 (cummulative-to-cummulative/CtC) adalah -2,03%.

Melihat kinerja ekonomi di kuartal III-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa ekonomi Indonesia sudah menyentuh titik nadir. Kondisi terburuk sudah dilalui, sehingga ke depan adalah saatnya untuk bangkit.

"Pada triwulan III-2020, perekonomian Indonesia tumbuh -3,49% year-on-year (YoY). Ini lebih baik dibandingkan triwulan II yang sebesar -5,32%. Hal ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi nasional dan pembalikan arah atau turning point dari aktivitas ekonomi nasional menunjukkan arah zona positif," paparnya dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

"Posisi terburuk akibat Covid-19 sudah kita lewati. Upaya pemulihan akan terus diakselerasi sehingga akan terus didorong ke zona positif pada triwulan IV-2020 dan 2021," tegasnya.

Sri Mulyani menggambarkan berbagai perbaikan yang sudah terlihat pada kuartal III-2020. Artinya, ke depan yang ada adalah pemulihan.

Misalnya di sektor penyediaan akomodasi makanan-minuman meningkat pesat. Pada kuartal II-2020, sektor usaha ini terkontraksi dalam tetapi kuartal berikutnya melonjak 11,9%.

Kemudian industri pengolahan atau manufaktur juga membaik meski masih tumbuh negatif. Pada kuartal II-2020, industri ini tumbuh -6,2% dan kuartal III-2020 menjadi -4,3%. "Pembalikan terjadi cukup nyata," ujar Sri Mulyani.

Demikian pula sektor perdagangan yang pada kuartal II-2020 tumbuh negatif 6,7% menjadi negatif 5% pada kuartal berikutnya. "Berbagai stimulus fiskal kita berikan dari insentif perpajakan maupun dorongan belanja untuk membantu bangkit kembali sektor produksi akan terus kita lakukan," kata Sri Mulyani.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular