
Belum Mampu Bayar, Alam Sutera Tukar Guling Obligasi Rp 6,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menerbitkan global bond senilai total US$ 422,40 juta atau setara dengan Rp 6,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.800/US$) dalam dua seri obligasi yang akan jatuh tempo pada 2024 dan 2025.
Penerbitan ini dilakukan dalam rangka tukar guling untuk menggantikan dua obligasi senilai US$ 545 juta yang jatuh tempo pada 2021 dan 2022 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, surat utang ini memiliki tingkat bunga berjenjang (step up coupon bond) per tahunnya. Obligasi ini telah diterbitkan pada 2 November lalu di bursa Singapura (SGX)
Surat utang ini diterbitkan dalam dua nominal, pertama Surat Utang Baru 2024 sebesar US$ 171,39 juta dan Surat Utang Baru 2025 sebesar US$ 251,003 juta.
Tingkat bunga yang ditawarkan untuk surat utang 2024 di tiap tahunnya mulai dari tahun pertama sebesar 6%, lalu 8% di tahun kedua, 11% pada tahun ketiga hingga jatuh tempo.
Kemudian untuk surat utang 2025 sebesar 6,25% di tahun pertama, 8,25% di tahun kedua, 11% pada tahun ketiga dan 12% hingga jatuh tempo.
"Perseroan tidak mendapatkan hasil dalam bentuk tunai dalam penerbitan Surat Hutang Baru dimana Surat Hutang Baru diterbitkan untuk menukar Surat Hutang 2021 dan Surat Hutang 2022. Setelah terjadinya penukaran, Surat Hutang 2021 dan Surat Hutang 2022 sejumlah yang telah ditukarkan tersebut dibatalkan," tulis manajemen perusahaan, dikutip Rabu (4/11/2020).
Penerbitan surat utang ini bersifat material karena nilainya setara dengan 60,97% dari total ekuitas perusahaan di akhir Juni 2020 lalu yang senilai US$ 692,78 juta.
Dengan diterbitkannya obligasi ini maka perusahaan dapat memperpanjang utangnya yang akan jatuh tempo mulai tahun depan.
Obligasi ini dijamin bersama dengan anak usahanya berupa aset tidak bergerak dalam bentuk bangunan dan tanah yang nilainya mencapai US$ 336,16 juta.
Pekan lalu, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat Long-Term Issuer Default Rating (IDR) Alam Sutera menjadi 'RD' (Restricted Default), dari 'C usai perusahaan properti asal Serpong, Banten, ini menyelesaikan penerbitan tukar guling obligasi ini.
Namun pada waktu bersamaan, Fitch juga menaikkan peringkat kelas utang IDR ASRI dan utang senior tanpa jaminan menjadi 'CCC +'.
Fitch menilai penyelesaian penukaran obligasi lama dengan obligasi baru adalah upaya restricted default yang dilakukan ASRI dalam menghindari gagal bayar.
Upaya ini masuk dalam kriteria Distressed Debt Exchange (DDE) dari Fitch. Kriteria DDE diberikan lantaran kemampuan ASRI untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada April 2021 masih terbatas, dan ini terlihat jelas dari langkah ASRI menukarkan 85% obligasi yang jatuh tempo.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayar Utang Jumbo, Alam Sutera Rilis Global Bond Rp 6,7 T