Duh, Fitch Pangkas Rating Alam Sutera Jadi RD, Awas Default!

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 October 2020 10:05
fitch ratings
Foto: Reuters/Reinhard Krause

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat Long-Term Issuer Default Rating (IDR) PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menjadi 'RD' (Restricted Default), dari 'C usai perusahaan properti asal Serpong, Banteng, ini menyelesaikan pertukaran obligasi atau surat utang perusahaan.

Namun pada waktu bersamaan, Fitch juga menaikkan peringkat kelas utang IDR ASRI dan utang senior tanpa jaminan menjadi 'CCC +'.

Berdasarkan pernyataan resmi pada 28 Oktober 2020, Fitch menilai penyelesaian penukaran obligasi lama dengan obligasi baru adalah upaya restricted default yang dilakukan ASRI dalam menghindari gagal bayar.

Upaya ini masuk dalam kriteria Distressed Debt Exchange (DDE) dari Fitch. Kriteria DDE diberikan lantaran kemampuan ASRI untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada April 2021 masih terbatas, dan ini terlihat jelas dari langkah ASRI menukarkan 85% obligasi yang jatuh tempo.

ASRI melakukan penukaran obligasi jatuh tempo pada April 2021 dan April 2022 dengan surat utang baru yang jatuh tempo pada Maret 2024 dan September 2025.

Dalam pernyataan sebelumnya, Fitch memang berjanji akan menurunkan lagi peringkat DDE ASRI menjadi RD jika penukaran obligasi sudah selesai dilakukan.

Fitch juga telah meningkatkan surat utang senior tanpa jaminan ASRI tahun 2021 dan 2022 yang sudah diterbitkan oleh anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, yakni Alam Synergy Pte Ltd, menjadi 'CCC +' dari 'C' dengan Peringkat Pemulihan 'RR4'.

"Peningkatan tersebut mencerminkan peningkatan yang signifikan pada profil jatuh tempo utang ASRI setelah pertukaran obligasi, sehingga kami yakin perusahaan dapat membayar kembali utang yang jatuh tempo pada tahun 2021 dengan menggunakan dana internal," tulis Fitch, dikutip Kamis (29/10/2020).

"Namun, menurut kami ASRI harus menggunakan pembiayaan eksternal untuk membayar kembali surat utang tanpa jaminan yang jatuh tempo pada April 2022," tulis Fitch.

Fitch menilai, aksi korporasi penukaran obligasi itu masuk kriteria DDE karena upaya tersebut merupakan langkah pengurangan material untuk menghindari gagal bayar.

"Sejalan dengan kriteria DDE kami, pada saat penyelesaian transaksi, kami telah menurunkan IDR ASRI menjadi 'RD' dari 'C' untuk DDE, dan secara bersamaan, berdasarkan prospek bisnis dan likuiditas juga meningkatkan IDR menjadi 'CCC +'," tulis Fitch.

Mengacu penjelasan info.creditriskmonitor, peringkat RD sebetulnya mencerminkan penerbit mengalami gagal bayar obligasi tanpa jaminan, pinjaman atau kewajiban keuangan material lainnya tetapi belum mengajukan kebangkrutan, administrasi, penerimaan, likuidasi atau prosedur penutupan formal lainnya, dan yang tidak berhenti beroperasi.

Menurut Fitch, likuiditas ASRI terbatas, karena pihaknya perkirakan perusahaan perlu mendapatkan kembali akses ke utang dan pasar modal untuk membayar sisa surat utang tanpa jaminan sebesar US$ 46 juta (sekitar Rp 700 miliar) yang jatuh tempo pada April 2022.

"Namun demikian, profil jatuh tempo utang perusahaan telah membaik secara signifikan setelah selesainya penukaran obligasi pada 27 Oktober 2020, sehingga ASRI seharusnya dapat membayar kembali sekitar Rp 450 miliar utang yang jatuh tempo pada tahun 2021 menggunakan arus kas internal."

"Kami memperkirakan ASRI akan mengakhiri tahun 2020 dengan dana tunai sekitar Rp 900 miliar dan arus kas bebas proyek (FCF) akan tetap netral hingga tahun 2021, didukung oleh banyaknya rumah tapak yang dijual, pengumpulan kas yang sehat, dan margin EBITDA 35%-40 %," tulis Fitch.

Selain itu, Fitch juga memperkirakan pra penjualan ASRI bisa mencapai Rp 2,3 triliun-2,5 triliun pada tahun 2020-2021, didukung oleh permintaan yang sehat untuk rumah tapak dengan harga sekitar Rp 1,5 miliar per unit di Kotapraja Suvarna Sutera dan untuk ruko di Kotapraja Alam Sutera.

"Prediksi kinerja ini terlepas dari penurunan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona yang sedang berlangsung. Perusahaan melaporkan presales Rp 1,9 triliun di 9M20, termasuk Rp 560 miliar di 3Q20. Ini sebagian besar berasal dari produk rumah tapak dengan kisaran harga di atas. Raihan dana kas ini sehat, dengan persentase pembeli yang meminta restrukturisasi kredit dan pembatalan [angkanya] masih satu digit."

Sebelumnya, Fitch juga menurunkan peringkat ASRI menjadi C dari CCC- setelah perusahaan berencana melakukan penukaran obligasi yang jatuh tempo pada April 2021 dan April 2022 dengan surat utang baru yang jatuh tempo pada Maret 2024 dan September 2025.

Pada September lalu, Moody's menurunkan peringkat surat utang ASRI yang jatuh tempo pada 2021 dan 2022 yang diterbitkan oleh anak usahanya yaitu Alam Synergy Pte. Ltd. dari Caa1 menjadi Caa3.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Gegara Corona, Alam Sutera Rugi hingga Rp 1 T di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular