
Rupiah Nggak Santai, Dolar AS di Bawah Rp 14.500!

Sejauh ini hasil yang ada masih sesuai dengan ekspektasi pasar, Biden akan melengserkan Trump dari Gedung Putih. Per pukul 08:04 WIB, Trump meraup 8.926.934 suara sementara Biden 8.817.310 suara.
Meski unggul dari sisi suara populer, tetapi Trump kalah di suara elektoral. Biden mendapatkan 85 suara elektoral sedangkan Trump 55.
![]() |
"Beberapa aset akan diuntungkan ketika Biden menang dan Demokrat mengambil alih Senat. Mungkin pasar nyaman dengan Blue Wave (Demokrat menyapu bersih eksekutif dan legislatif)," kata Marvin Loh, Senior Glibal Macro Strategist State Street, sebagaimana diberitakan Reuters.
Harus diakui bahwa selama empat tahun pemerintahan Trump, Negeri Adidaya terpecah dua. Trump bisa diibaratkan seperti buah durian. Kalau yang suka akan sangat fanatik, tetapi yang tidak suka mencium aromanya saja rasanya mau muntah.
Itulah yang terjadi. Berbagai kebijakan pemerintah tidak jarang kandas karena tidak mendapat persetujuan House of Representatives yang didominasi Partai Demokrat. Contoh teranyar adalah paket stimulus baru, yang tidak jelas nasibnya selama berbulan-bulan karena perbedaan kepentingan politik Gedung Putih dan Capitol Hill.
Dengan hadirnya Blue Wave, maka ada harapan hawa politik di Washington akan lebih adem. Kebijakan-kebijakan pemerintah bisa terlaksana dengan optimal, salah satunya stimulus fiskal yang sangat diharapkan untuk meredam dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Oleh karena itu, pasar beraksi positif dengan keunggulan sementara Biden atas Trump. Harapan akan kehadiran stimulus fiskal yang lebih besar (Demokrat mengusulkan US$ 2,2 triliun) menjadi pelecut semangat investor untuk berburu aset-aset berisiko, termasuk di luar AS seperti Indonesia. Hasilnya jelas, rupiah mampu menguat di hadapan mata uang Negeri Adikuasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
