Rupiah Nggak Santai, Dolar AS di Bawah Rp 14.500!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 November 2020 09:02
Pemilihan Presiden AS, Donald Trump & Joe Biden
Foto: AP/Andrew Harnik

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Ekspektasi pasar terhadap hasil pemilihan presiden (pilpres) AS membawa arus modal mengalir ke instrumen berisiko.

Hari ini, Rabu (4/11/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.480 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,62% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguata 0,38% di hadapan dolar AS. Rupiah menjadi yang terbaik di Asia.

Hari ini, bukan tidak mungkin performa serupa kembali dipertontonkan mata uang Tanah Air. Pasalnya, mood investor sedang bagus, minat terhadap aset-aset berisiko tengah membumbung.

Hal ini sudah terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 2,06%, S&P 500 terangkat 1,78%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,85%.

Pesta demokrasi di Negeri Paman Sam ternyata mampu membuat pasar keuangan ikut bergairah. Pertarungan antara sang petahana Donald Trump (Partai Republik) dan penantangnya Joseph 'Joe' Biden (Partai Demokrat) masih berlangsung cukup sengit.

Ist GuardiansThe Guardian

Per pukul 07:25 WIB, Trump berhasil menguasai Negara Bagian Kentucky dari sekitar 19% suara yang sudah dihitung. Negara bagian ini memiliki delapan suara elektoral. Sedangkan Biden menang di Negara Bagian Vermont dari sekitar 2% suara yang sudah masuk. Vermont memiliki tiga suara elektoral.

Di luar itu, Trump kini unggul sementara di Indiana, Virginia, West Virginia, dan South Carolina. Sementara Biden tengah memimpin di Florida, Georgia, dan New Hampshire.

"Ada optimisme kita bisa cepat melihat hasil akhirnya. Investor bisa menunggu beberapa hari, tetapi kalau sampai Jumat belum ada kepastian maka pasar akan kecewa," ujar Ryan Detrick, Senior Market Strategist LPL Financial, seperti dikutip dari Reuters.

Sejauh ini hasil yang ada masih sesuai dengan ekspektasi pasar, Biden akan melengserkan Trump dari Gedung Putih. Per pukul 08:04 WIB, Trump meraup 8.926.934 suara sementara Biden 8.817.310 suara.

 Meski unggul dari sisi suara populer, tetapi Trump kalah di suara elektoral. Biden mendapatkan 85 suara elektoral sedangkan Trump 55.

pilpresThe Guardian

"Beberapa aset akan diuntungkan ketika Biden menang dan Demokrat mengambil alih Senat. Mungkin pasar nyaman dengan Blue Wave (Demokrat menyapu bersih eksekutif dan legislatif)," kata Marvin Loh, Senior Glibal Macro Strategist State Street, sebagaimana diberitakan Reuters.

Harus diakui bahwa selama empat tahun pemerintahan Trump, Negeri Adidaya terpecah dua. Trump bisa diibaratkan seperti buah durian. Kalau yang suka akan sangat fanatik, tetapi yang tidak suka mencium aromanya saja rasanya mau muntah.

Itulah yang terjadi. Berbagai kebijakan pemerintah tidak jarang kandas karena tidak mendapat persetujuan House of Representatives yang didominasi Partai Demokrat. Contoh teranyar adalah paket stimulus baru, yang tidak jelas nasibnya selama berbulan-bulan karena perbedaan kepentingan politik Gedung Putih dan Capitol Hill.

Dengan hadirnya Blue Wave, maka ada harapan hawa politik di Washington akan lebih adem. Kebijakan-kebijakan pemerintah bisa terlaksana dengan optimal, salah satunya stimulus fiskal yang sangat diharapkan untuk meredam dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Oleh karena itu, pasar beraksi positif dengan keunggulan sementara Biden atas Trump. Harapan akan kehadiran stimulus fiskal yang lebih besar (Demokrat mengusulkan US$ 2,2 triliun) menjadi pelecut semangat investor untuk berburu aset-aset berisiko, termasuk di luar AS seperti Indonesia. Hasilnya jelas, rupiah mampu menguat di hadapan mata uang Negeri Adikuasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular