Thailand Gonjang-ganjing Tapi Bath Perkasa, Apa Rahasianya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 November 2020 17:37
thai bath
Foto: REUTERS/Damir Sagolj/File Photo

Jika dilihat lebih ke belakang, baht sebenarnya mulai menguat sejak Oktober 2015 terus berlanjut hingga Desember tahun lalu. Pada 31 Desember, baht berada di 29,76/US$ yang merupakan level terkuat sejak Mei 2013. Sepanjang tahun 2019, baht berhasil mencatat penguatan sekitar 8%, menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.

Namun, penguatan tersebut sebenarnya tidak membuat pemerintah Thailand senang. Penguatan baht membuat ekspor Thailand merosot, begitu juga dengan kunjungan wisatawan manca negara yang turun drastis.

Alhasil, bank sentral Thailand sampai harus memangkas suku bunga sebanyak 2 kali tahun lalu guna meredam penguatan baht.

Rahasia utama kenapa baht bisa begitu perkasa adalah surplus transaksi berjalan (current account) yang besar. Data dari Trading Economics menunjukkan surplus current account Thailand di tahun 2018 sebesar 6,8% dari produk domestik bruto (PDB).


source: tradingeconomics.com

Current Account menggambarkan arus masuk-keluar devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa, pendapatan primer, serta serta pendapatan sekunder. Current Account merupakan satu dari dua komponen Neraca Pembayaran Internasional (Balance of Payment), dan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju mata uang lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Semakin besar surplus current account, maka nilai tukar mata uang cenderung akan menguat, sebab devisa mengalir deras ke dalam negeri.

Baru di tahun ini, kinerja baht memburuk akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Semenjak pecah demonstrasi bulan Juli lalu, baht memang menguat hingga saat ini, tetapi secara year-to-date masih mengalami pelemahan 4,33%.

Pandemi Covid-19 membuat ekspor Thailand merosot tajam, begitu juga dengan kedatangan wisatawan mancanegara. Alhasil, bank sentral Thailand memprediksi surplus current account di tahun ini menyusut menjadi 2,8%.

"Dengan menyusutnya surplus current account, tentunya akan meredakan tekanan dari apresiasi baht. Skenario penyusutan surplus tersebut kemungkinan akan membuat baht melemah," kata Titanun Mallikamas, asisten gubernur bank sentral Thailand, sebagaimana dilansir Bangkok Post, Kamis (15/10/2020).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular