
Rugi Indosat Bengkak Jadi Rp 457 M, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten jasa telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 436,15 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2020.
Capaian kerugian ini tercatat meningkat 60,75% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni rugi bersih sebesar Rp 284,59 miliar.
Penurunan ini menyebabkan rugi per saham dasar perseroan menjadi lebih dalam jadi Rp 84,19 per saham dari sebelumnya Rp 52,37 per saham.
Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan Selasa (3/11/2020), pada periode 9 bulan pertama tahun ini, pendapatan ISAT naik 8,44% menjadi Rp 20,59 triliun dari sebelumnya Rp 18,85 triliun.
Pendapatan ini dikontribusi dari pendapatan selular sebesar Rp 17,03 triliun, meningkat dari sebelumnya Rp 15,08 triliun.
Selanjutnya ditopang dari pendapatan multimedia, komunikasi data, internet dan telekomunikasi tetap masing-masing sebesar Rp 3,16 triliun dan Rp 395,50 miliar.
Sementara itu, beban penghasilan mengalami kenaikan 8,68% menjadi Rp 18,83 triliun dari sebelumnya Rp 17,33 triliun.
Pos beban penyelenggaraan jasa, penyusutan dan amortisasi serta beban karyawan jadi kontributor terbesar di beban penghasilan perseroan sepanjang Januari sampai dengan September.
Tidak hanya itu perseroan juga mencatatkan kenaikan biaya keuangan menjadi Rp 2,27 triliun dari sebelumnya Rp 2 triliun serta kerugian selisih kurs Rp 83,31 miliar dari sebelumnya untung Rp 20,89 miliar.
Total aset perseroan sampai dengan September mencapai Rp 61,84 triliun, turun dari Desember 2019 yakni Rp 62,81 triliun. Aset ini terdiri dari liabilitas sebesar Rp 48,55 triliun dan ekuitas sebesar Rp 13,28 triliun.
President Director dan CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Abdulaziz A. A. Al-Neam mengatakan dari sisi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perseroan mencapai Rp 8,5 triliun atau meningkat 17% dibanding tahun sebelumnya, dan EBITDA margin tercatat sebesar 41,1% meningkat 2,7 bps (basis poin) dibanding tahun sebelumnya.
Pelanggan seluler ISAT mencapai 60,4 juta pada akhir September 2020, meningkat 2,8% dibanding tahun sebelumnya, dengan rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU/Average revenue per user) sebesar Rp 31,7 ribu dari sebelumnya Rp27,8 ribu, serta trafik data yang tumbuh sebesar 54,7% disbanding tahun sebelumnya.
Dia mengatakan, pertumbuhan jumlah pelanggan serta ARPU menunjukkan bahwa investasi jaringan, inisiatif digital, dan penawaran ke pelanggan telah memberikan hasil yang menguntungkan.
Di pasar, katanya, di mana sebagian besar operator menawarkan proposisi unlimited, Indosat Ooredoo telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan dengan pengalaman jaringan yang lebih baik dan harga yang terjangkau.
"Meskipun di tengah persaingan ketat dan tantangan pandemi COVID19, kami terus menjaga momentum pertumbuhan dan terus berada pada jalur yang tepat mewujudkan strategi turnaround," katanya, dalam siaran pers.
"Kami terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan telekomunikasi terbaik bagi masyarakat Indonesia. Di masa ini, kami tetap menempatkan kesehatan dan keselamatan karyawan sebagai prioritas utama dan melakukan kebijakan yang diperlukan untuk mendukung mereka."
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba ISAT 2022 Anjlok 30% Jadi Rp 4T, Padahal Pendapatan Naik