Trump vs Biden Penentu Arah IHSG, Siapa yang Menang?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
02 November 2020 11:23
President Donald Trump and Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden participate in the final presidential debate at Belmont University, Thursday, Oct. 22, 2020, in Nashville, Tenn. (Chip Somodevilla/Pool via AP)
Foto: Debat Calon Presiden AS antara Donald Trump dari Partai Republik dan lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat. (Chip Somodevilla/Pool via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari. Dalam 48 jam atau 2 hari ke depan (waktu AS) atau 3 November 2020, masyarakat AS akan menentukan siapa presiden berikutnya, apakah tetap Donald Trump atau Joe Biden yang sudah unggul dalam beberapa jajak pendapat atau polling.

Pilpres AS ini menjadi perhatian pelaku pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia.

Pasalnya pemimpin AS akan menjadi penentu arah kebijakan pasar keuangan dunia, dan ini akan mempengaruhi aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia.

Di bursa saham Indonesia pagi ini, indeks acuan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah, efek akumulatif atau penyesuaian setelah 3 hari libur perdagangan pekan lalu. Pada saat bursa RI libur, sebagian besar bursa saham Asia mengalami koreksi pekan lalu.

Hingga pukul 10.18 WIB, Senin ini (2/11/2020), data BEI mencatat IHSG drop 0,2% ke level 5.118,1. Investor asing tercatat membukukan net sell Rp 397,41 miliar.

Selain penyesuaian (price in), koreksi IHSG tentunya juga dipengaruhi oleh sentimen investor wait and see atas Pilpres AS.

Panin Sekuritas dalam risetnya pagi ini memberikan catatan atas suksesi kepemimpinan AS tersebut.

"Investor masih mencermati pemilihan Presiden di AS, di mana hingga saat ini survei dari NBC menunjukkan bahwa Joe Biden masih memimpin dengan 52%, sementara Donald Trump 42%. Ketidakpastian yang masih tinggi ini mendorong volatility index (VIX) naik ke 40,3 di 28 Oktober kemarin, tertinggi sejak 12 Juni 2020," tulis Panin Sekuritas.

Selain itu, lanjut riset Panin Sekuritas, investor merespons negatif, kebijakan Inggris untuk menerapkan national lockdown.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menerapkan kebijakan menutup pub, restoran dan toko pembelanjaan ritel hingga 2 Desember, dan mewajibkan masyarakat untuk tetap di rumah, kecuali ke tempat kerja, seperti pabrik atau daerah konstruksi.

Inggris mengambil kebijakan ini merespons estimasi kasus baru sebanyak 43 ribu - 75 ribu per hari, dari sebelumnya di rata-rata 20 ribu kasus baru per hari.

Seperti di beritakan Reuters, hasil jajak pendapat menunjukkan Joe Biden calon presiden dari kubu Partai Demokrat AS unggul atas Presiden AS Donald Trump.

Dalam beberapa hari terakhir, keunggulan Biden semakin melebar terutama di tiga negara bagian penting (Rust Belt) yang dimenangkan Trump empat tahun lalu, menurut jajak pendapat Reuters / Ipsos yang dirilis Minggu.

Biden memimpin Trump dengan 10 persentase poin di Wisconsin dan Michigan, dan unggul tujuh poin di Pennsylvania.

Biden juga memimpin Trump di ketiga negara bagian di setiap jajak pendapat mingguan Reuters / Ipsos yang dimulai pada pertengahan September, dan keunggulannya telah berdetak lebih tinggi di setiap negara bagian selama dua minggu terakhir.

Saat ini, Reuters/Ipsos sedang melakukan jajak pendapat calon pemilih di enam negara bagian - Wisconsin, Pennsylvania, Michigan, North Carolina, Florida dan Arizona - yang akan memainkan peran penting dalam memutuskan apakah Trump memenangkan masa jabatan kedua atau digantikan Biden.

Biden berpasangan dengan cawapres Kamala Harris, menantang Donald Trump dan cawapresnya Mike Pence.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham yang Diborong & Dilepas Asing di Semester I

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular