
Usai Libur Panjang, Waspadai Profit Taking IHSG!

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai liburan panjang pada pekan lalu, laju bursa saham domestik pada Senin pekan ini, 2 November 2020 rawan dibayangi aksi ambil untung (profit taking).
Sebelumnya, pada Selasa pekan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,30% ke level 5.128,22 poin.
Data perdagangan mencatat, transaksi harian mencapai Rp 8,54 triliun, pelaku pasar asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 108,24 miliar. Jika dilihat sepanjang Oktober saja, IHSG sudah naik sebesar 5,11%.
Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang berpendapat, pada awal pekan ini IHSG diperkirakan akan diterjang aksi profit taking usai liburan panjang pekan kemarin.
Hal ini senada dengan penurunan indeks Dow Jones di bursa Wall Street AS, yang terkoreksi 4.28% akibat ketidakpastian mengenai paket stimulus, meningkatnya jumlah korban terkena Covid-19 serta ketidakpastian mengenai siapa pemenang Pilpres AS nantinya. PilpresĀ AS akan digelar 3 November besok.
Di sisi lain, sejumlah komoditas juga mengalami penurunan yang cukup tajam seperti minyak dunia 7,29%, emas turun 1,34%, nikel dan timah turun 2,56% dan 1,75%. Sedangkan, komoditas batu bara dan CPO naik masing-masing sebesar 1,19% dan 2,12%.
"IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 5.092 - 5.177," kata Edwin, dalam risetnya, Senin (2/11/2020).
Sementara itu, Artha Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi melemah pada perdagangan awal pekan ini dengan kisaran support (batas bawah) 5.090 - 5.117 dan resistance (batas atas) 5.163 - 5.182.
Musababnya, pergerakan IHSG akan cenderung melemah didorong kecemasan melemahnya bursa saham secara global. Hal ini terefleksi dari penurunan bursa Dow Jones pada pekan laluĀ sebesar -4,28%, Nasdaq ambles 3,94% dan S&P anjlok 3,85% menjelang pemilu akibat ketidakpastian yang tinggi.
Selain itu, Artha Sekuritas menilai, investor masih akan mencermati beberapa laporan keuangan emiten per kuartal ketiga 2020 terutama emiten berkapitalisasi besar serta mengantisipasi rilis data inflasi Indonesia.
"Pergerakan IHSG diperkirakan akan volatil jelang pemilu Amerika Serikat pada 3 November," tulis Artha Sekuritas.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500