
Curhat Lengkap Lo Kheng Hong Saat Cuan 5.900% Borong Saham

Lo Kheng Hong juga terang-terangan mengatakan enggan menyimpan uang di bank. Alasannya menyimpan yang di bank akan membuat investor perlahan-lahan jatuh miskin.
Hal inilah yang menjadi alasan utama Lo tidak menempatkan dana dalam jumlah besar di bank, tapi menginvestaikannya di pasar saham.
"Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara pelan-pelan karena nilai uang kita semakin hari semakin turun," kata Lo.
Lo juga memilih tidak membeli obligasi atau surat utang, karena menurutnya bunga yang diberikan juga tidak besar. "Saya juga tidak membeli emas," kata Lo.
Kenapa Lo tidak mau membeli emas?
Rupanya dia terinspirasi cerita dari Warren Buffett, si investor saham kawakan yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kendaraan investasinya, Berkshire Hathaway.
Sewaktu Buffett mengambilalih saham Berkshire Hathaway, harganya hanya US$ 15/saham. Pada waktu itu harga emas US$ 20/troy ounce.
Pada 2012, Buffett membandingkan lagi, harga emas US$ 1.600/troy ounce, sementara harga saham Berkshire sudah US$ 120.000/saham. Dan di 2019, harga emas sempat US$ 1.250/troy ounce dan harga saham Berkshire sudah US$ 305.000/saham.
"Jauh lebih menguntungkan membeli saham dari pada membeli emas. Saya juga tidak pegang dolar [mata uang dolar AS]. Biasanya orang yang pegang dolar, suka mengharapkan yang buruk yang terjadi. Beda dengan orang yang pegang saham, dia selalu mengharapkan hal-hal yang baik yang terjadi," ungkap Lo.
Jadi, Lo hanya tertarik membeli saham karena terbukti membuatnya kaya dan memiliki harta ratusan miliar.
Lo mengungkapkan alasan utama yang membuat dirinya berinvestasi saham, khususnya di pasar saham Indonesia.
"Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi diantara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya," kata Lo.
Hingga saat ini, kata Lo, hampir 99% masyarakat Indonesia tidak percaya kalau investasi saham adalah pilihan terbaik. Masyarakat lebih menempatkan uang di bank atau dibelikan properti, dibanding beli saham.
"Kata-kata saham is the best choice masih tidak dipercaya oleh 99% masyarakat kita," kata Lo.
