2 Hari Ambrol 2%, Masih Percaya Emas Bakal Terbang Tinggi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 October 2020 17:40
Debat Calon Presiden AS antara Donald Trump dari Partai Republik dan lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat.
Foto: Debat Calon Presiden AS antara Donald Trump dari Partai Republik dan lawannya Joe Biden dari Partai Demokrat. (AP Photo/Morry Gash, Pool)

Pialang komoditas senior RJO Futures yang berbasis di Chicago, Bob Haberkorn, mengatakan jika aksi jual di pasar saham menjadi lebih buruk, harga emas mungkin akan terus turun dan menguji level US$ 1.850-1.855/troy ons terlebih dahulu dan kemudian turun lagi ke US$ 1.825/troy ons.

Proyeksi Herberkorn tersebut jitu, level terendah yang dicapai emas dunia kemarin di kisaran US$ 1.858/troy ons berdasarkan data Refinitiv.

"Kita bisa melihat level US$ 1.825 per troy ons jika terjadi lebih banyak lockdown akibat virus corona. Pasar saham bisa semakin ketakutan, yang mungkin akan menarik emas dan perak lebih rendah menjelang pemilihan presiden AS," kata Haberkorn.

Namun Haberkorn menegaskan, setelah pemilihan presiden berakhir, harga emas akan rebound.

Hal senada sebelumnya diungkapkan Andy Hecht partner di bubbatrading.com, Terkait dengan pilpres di AS, siapa pun pemenangnya apakah petahana dari Partai Republik, Donald Trump, atau penantangnya dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden, harga emas dikatakan tetap akan menguat.

Tetapi jika Biden yang memenangi pilpres akan lebih menguntungkan bagi emas, sebab menurut Hetch nilai stimulus yang akan digelontorkan lebih besar.

Hecht bahkan mengatakan akan senang jika harga emas dunia menurun, sebab ia bisa membeli lebih banyak emas.

"Saya menyambut penurunan harga emas, saya ingin melihat harga emas turun, itu artinya saya akan membeli lebih banyak emas," kata Hecht sebagaimana dilansir Kirco, Kamis (23/10/2020).

"Saya melihat kita masih di tahap awal supercyle komoditas, itu artinya emas akan melesat tinggi, begitu juga dengan perak," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Mike McGlone ahli strategi komoditas senior di Bloomberg Intelligence. Ia mengatakan emas saat ini sedang memulai tren penguatan 20 tahun lalu, atau yang disebut supercycle.

"Saya melihat emas saat ini memiliki kesamaan dengan tahun 2001 ketika memulai tren kenaikan. Emas saat ini memulai lagi tren bullish yang dimulai 20 tahun lalu," kata McGlone sebagaimana dilansir Kitco.

McGlone mengatakan selama periode pemerintahan Trump emas sudah melesat 50%, dan siapa pun yang memerintah di AS selanjutnya ia melihat emas akan kembali mencetak kenaikan 50%.

Sama dengan Hetch, McGlone juga menilai emas akan lebih diuntungkan Joe Biden dan Partai Demokrat memenangi pemilihan umum kali ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular