Internasional
Ini Dia 5 Korporasi AS Paling Bernilai di Bawah 'Rezim' Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak lima perusahaan teknologi AS yang paling berharga (most valuable companies) semuanya melaporkan pendapatan kuartalan pada pekan ini dan menandai terakhir kali investor akan melihat neraca keuangan mereka sebelum pemilihan presiden AS digelar 3 November pekan depan.
Big Tech, julukan kolektif mereka, mencatatkan kinerja sangat baik selama masa jabatan pertama Presiden AS Donald Trump sejak 20 Januari 2017.
Berdasarkan kompilasi CNBC International, pendiri Amazon, Microsoft, dan Facebook saat ini menjadi tiga orang terkaya di dunia, dan dua pendiri Google berada di 10 besar orang terkaya sejagad.
Tambahkan Apple, perusahaan AS terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, dan maka investor akan memiliki nilai pasar saham hampir US$ 7 triliun dari saham-saham Big Tech, porsinya mencapai 46% dari Indeks Nasdaq 100.
Saham-saham perusahaan teknologi ini sudah naik di bursa Wall Street, antara 83% (Alphabet, induk usaha Google) dan 291% (Amazon) , meskipun harga sahamnya merosot pada pekan ini bersama dengan kejatuhan pasar saham global akibat kekhawatiran melonjaknya kasus virus corona.
Selain itu, dominasi Big Tech ini yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pasar akibat berubahnya perilaku konsumen, pasar keuangan, dan ekonomi telah menjadikannya target yang terlalu besar untuk ditekan oleh pemerintah dan regulator, termasuk bagi anggota parlemen Washington.
![]() Facebook Chairman and CEO Mark Zuckerberg testifies at a House Financial Services Committee hearing in Washington, U.S., October 23, 2019. REUTERS/Erin Scott TPX IMAGES OF THE DAY |
CEO Facebook Mark Zuckerberg menghabiskan sebagian waktunya pada Rabu kemarin, bersama dengan CEO Alphabet Sundar Pichai dan CEO Twitter Jack Dorsey, bersaksi dari jarak jauh di depan Komite Perdagangan Senat tentang tanggung jawab hukum bagi platform mereka.
Sebelumnya, sehari sebelum mereka mengumumkan hasil kinerja perusahaan di bulan Juli, CEO Google, Facebook, Amazon, dan Apple menghabiskan waktu berjam-jam untuk menjawab pertanyaan dari Komite Antitrust DPR tentang dominasi bisnis mereka yang berpotensi monopoli.
Menurut laporan awal bulan ini dari Dewan Demokrat, keempat perusahaan itu memegang kekuasaan monopoli dan, dalam berbagai tingkatan, harus diakhiri monopoli tersebut.
Google juga baru saja digugat oleh Departemen Kehakiman atas tuduhan perilaku anti-persaingan.
Berikut kinerja Big Tech di bawah pemerintahan Trump: