Jumlah Pasien Turun Drastis, RS Siloam Rugi Rp 49 M di Q3

tahir saleh, CNBC Indonesia
28 October 2020 09:10
rs siloam
Foto: Via Facebook RS Siloam

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengelola rumah sakit Grup Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) membukukan rugi bersih pada 9 bulan tahun ini atau per September 2020 yakni sebesar Rp 48,79 miliar, berbalik dari periode yang sama tahun lalu yang laba Rp 42,88 miliar.

Berdasarkan data laporan keuangan per kuartal III-2020, manajemen mengungkapkan rugi bersih itu dicatatkan seiring dengan pendapatan perusahaan pada periode hingga September itu yang turun 4,21% menjadi Rp 5 triliun, dari sebelumnya Rp 5,22 triliun.

Manajemen mengungkapkan, pendapatan operasional bersih Siloam Hospitals menurun 1% menjadi Rp 3,89 triliun, sementara pendapatan operasional bersih sedikit meningkat sebesar 4,9% menjadi Rp 1,45 triliun miliar dibandingkan dengan 3Q-2019.

Volume pasien rawat inap menurun 24,9% pada 9M2020 menjadi 138.352 dari 184.338 pasien pada periode yang sama pada tahun 2019 dan pada 3Q2020 volume pasien menurun 38,4% menjadi 38.054 dari 61.766 pasien pada periode yang sama tahun lalu.

EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) meningkat pada 9M2020 sebesar 19,1% menjadi Rp 744 miliar dari Rp 624 miliar.

Adapun EBITDA pada 3Q2020 meningkat 43,0% menjadi Rp359 miliar dari Rp 251 miliar pada 3Q2019.

Peningkatan EBITDA sebagian besar terjadi akibat implementasi standar akuntansi PSAK 73 di mana beban sewa tidak lagi diakui sebagai beban.

"Pencapaian 9M2020 Siloam terus dipengaruhi oleh Covid-19 karena penurunan volume pasien, walaupun volume pasien secara bertahap membaik dibandingkan dengan 2Q2020," tulis manajemen SILO, dalam siaran pers, dikutip Rabu (28/10/2020).

Pada 3Q2020, Siloam mencatat volume pasien rawat inap sebanyak 38.054 pasien, dibandingkan dengan 61.766 pasien di 3Q2019, penurunan sebesar 38,4%.

Jumlah hari rawat inap (Inpatient Days) pada 3Q2020 tercatat sebanyak 156.740 hari dibandingkan dengan 204.408 hari pada 3Q2019, menurun 23,3%.

Tingkat okupansi rumah sakit Siloam menurun menjadi 47,8% pada 3Q2020 dibandingkan dengan 61,4% pada 3Q2019.

Pada 3Q2020, Siloam mencatat 511.780 pasien rawat jalan, dibandingkan dengan 712.527 pasien pada 3Q2019, menurun 28,2%

Walaupun volume pasien masih cenderung menurun, karena Covid-19, pelayanan tes dan pengobatan Covid sebagian mengimbangi dampak dari penurunan volume pasien dan menyebabkan pendapatan operasional bruto pada 3Q2020 menurun -0,6% menjadi Rp 1.83 triliun dibandingkan dengan 3Q2019.

Selain itu, manajemen SILO menegaskan perseroan telah memperbesar kapasitas tes Covid-19 secara signifikan untuk mendukung Indonesia dalam melawan virus.

Pada 9M2020, Siloam telah melakukan 70.000 tes PCR dan lebih dari 700.000 tes rapid serta serologi.

Selain kapasitas untuk melakukan tes, Siloam telah mendedikasikan 4 rumah sakit untuk pelayanan pengobatan Covid-19.

"Kami bangga akan kegigihan dokter, perawat dan staff medis kami di seluruh jaringan rumah sakit Siloam di Indonesia. Banyak tantangan yang dihadapi di tahun ini, namun kami akan terus mendukung Indonesia untuk melawan Covid-19 dengan terus memperbesar kapasitas tes dan menyediakan perawatan Covid-19 yang terbaik," kata Presiden Direktur Siloam, Bapak Ketut Budi Wijaya.

"Selain itu, keamanan pasien dan staf kami tetap menjadi prioritas utama pada saat ini," tegasnya.

"Kami telah melihat perbaikan dalam hasil finansial kami pada 3Q2020, namun volume pasien masih sangat rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Kami tetap percaya pada kemampuan dan pengalaman dari tim manajemen untuk menjalankan strategi dalam keadaan yang sulit ini," jelasnya.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 2010 setelah restrukturisasi unit-unit rumah sakit dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKT).

Entitas induk perusahaan adalah PT Megapratama Karya Persada dengan entitas induk utama adalah Lippo Karawaci.

 


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Curhatan Bos RS Siloam: Cash Flow Sempat Tersisa 21 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular