Work in Silence! Rupiah Siap Catat Penguatan 5 Pekan Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 October 2020 16:49
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan penguatan 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.630/US$ pada perdagangan Senin (26/10/2020). Perdagangan di pekan ini berlangsung singkat, sebab akan libur panjang dalam rangka cuti bersama pada 28 Oktober (Rabu) hingga 30 Oktober (Jumat) mendatang.

Libur panjang ini karena pada 29 Oktober 2020 bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lalu pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama sejak 28 hingga 30 Oktober.

Dengan perdagangan hanya tinggal besok Selasa (27/10/2020), rupiah tentunya berpeluang membukukan penguatan 5 pekan beruntun. Hingga pekan lalu, rupiah diam-diam sudah membukukan penguatan 4 pekan beruntun.

Reli yang cukup panjang tetapi tidak begitu terlihat sebab penguatan rupiah tipis-tipis saja. Total, selama 4 pekan tersebut rupiah membukukan penguatan 1,31%, dengan penguatan terbesar terjadi di pekan yang berakhir 9 Oktober, sebesar 1,05%.

Aliran modal yang masuk ke dalam negeri membuat rupiah perkasa hari ini. Di pasar saham, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar US$ 125 miliar.
Sementara di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) hari ini turun 1,6 basis poin (bps) ke 6,613%.

Untuk diketahui, pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga naik, yield akan menurun, begitu juga sebaliknya. Ketika harga naik artinya ada aksi belum sehingga terindikasi ada aliran modal yang masuk ke dalam negeri.

Meski demikian, rupiah menghadapi tantangan besok. Sebab pelaku pasar melakukan aksi wait and see di pekan ini bahkan mungkin hingga pekan depan karena ada pemilihan presiden AS pada 3 November waktu setempat.

Sementara di pekan ini, ketika pasar dalam negeri libur nanti, AS akan merilis data produk domesktik bruto (PDB) AS yang diprediksi tumbuh hingga 31,9%, Artinya Negeri Paman Sam akan lepas dari resesi setelah 2 kuartal sebelumnya PDB berkontraksi 31,4% dan 5%.

Secara teknikal, pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Desceding Triangle (garis merah). Dengan batas bawah berada di kisaran Rp 14.600/US$.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian sudah mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mulai keluar dari wilayah setidaknya mengurangi tekanan bagi rupiah.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Ruang penguatan rupiah terbuka ke bawah bawah Descending Triangle Rp 14.600/US$. Jika level tersebut mampu ditembus, Mata Uang Garuda berpeluang menguat lebih jauh.
Sementara itu resisten berada di Rp 14.660/US$, jika dilewati berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$.

Resisten kuat ada di Level Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Level tersebut diperkuat dengan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50) yang digambarkan dengan garis hijau, berada di kisaran Rp 14.730/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular