
Work in Silence! Rupiah Siap Catat Penguatan 5 Pekan Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan penguatan 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.630/US$ pada perdagangan Senin (26/10/2020). Perdagangan di pekan ini berlangsung singkat, sebab akan libur panjang dalam rangka cuti bersama pada 28 Oktober (Rabu) hingga 30 Oktober (Jumat) mendatang.
Libur panjang ini karena pada 29 Oktober 2020 bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lalu pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama sejak 28 hingga 30 Oktober.
Dengan perdagangan hanya tinggal besok Selasa (27/10/2020), rupiah tentunya berpeluang membukukan penguatan 5 pekan beruntun. Hingga pekan lalu, rupiah diam-diam sudah membukukan penguatan 4 pekan beruntun.
Reli yang cukup panjang tetapi tidak begitu terlihat sebab penguatan rupiah tipis-tipis saja. Total, selama 4 pekan tersebut rupiah membukukan penguatan 1,31%, dengan penguatan terbesar terjadi di pekan yang berakhir 9 Oktober, sebesar 1,05%.
Aliran modal yang masuk ke dalam negeri membuat rupiah perkasa hari ini. Di pasar saham, investor asing tercatat melakukan net buy sebesar US$ 125 miliar.
Sementara di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) hari ini turun 1,6 basis poin (bps) ke 6,613%.
Untuk diketahui, pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga naik, yield akan menurun, begitu juga sebaliknya. Ketika harga naik artinya ada aksi belum sehingga terindikasi ada aliran modal yang masuk ke dalam negeri.
Meski demikian, rupiah menghadapi tantangan besok. Sebab pelaku pasar melakukan aksi wait and see di pekan ini bahkan mungkin hingga pekan depan karena ada pemilihan presiden AS pada 3 November waktu setempat.
Sementara di pekan ini, ketika pasar dalam negeri libur nanti, AS akan merilis data produk domesktik bruto (PDB) AS yang diprediksi tumbuh hingga 31,9%, Artinya Negeri Paman Sam akan lepas dari resesi setelah 2 kuartal sebelumnya PDB berkontraksi 31,4% dan 5%.