Hati-hati! Mau Libur Panjang, Begini Pola Gerak IHSG

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 October 2020 14:45
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk cuti bersama di akhir Oktober memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada 29 Oktober 2020. Pasar saham ikuti libur karena pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama sejak 28 hingga 30 Oktober.

Tentu ini tidak baik bagi para trader alias investor jangka pendek, pasalnya muncul rasa cemas karena tingkat ketidakpastian pasar akan sangat tinggi di tengah pandemi corona dan semakin dekatnya pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat.

Biasanya menjelang libur panjang, para trader lebih memilih menutup posisinya dengan cara menjual sahamnya terlebih dahulu sambil memperhatikan bagaimana sentimen penggerak pasar pada saat liburan.

Hal ini dapat menyebabkan pasar menjadi terkoreksi pada hari-hari menjelang liburan. Sedangkan performa pasar modal setelah liburan sangat dipengaruhi oleh sentimen-sentimen yang terlewatkan selama liburan.

Situasi semacam ini seperti berulang. Menjelang libur panjang pada 3 tahun terakhir, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terbatas.

Coba simak tabel berikut:

Terpantau terdapat 7 libur panjang selama 3 tahun terakhir yang didominasi oleh perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal. Tercatat sehari sebelum libur IHSG 3 kali terkoreksi dan 4 kali terapresiasi.

Menurut data perdagangan, penurunan tertajam sebelum liburan panjang adalah pada Hari Raya Idul Fitri yang mulai libur sejak 9 Juni 2018 dimana IHSG terpaksa anjlok 1,85%.

Sedangkan di tahun kedepanya pada hari raya yang sama di tanggal 1 Juni 2019, IHSG berhasil terbang 1,72% dan menjadi kenaikan tertinggi sehari sebelum libur panjang dalam 3 tahun terakhir.

Selebihnya meskipun terkoreksi dan terapresiasi hanya dalam batas wajar dan tidak melebihi 1%.

Sementara kinerja IHSG setelah libur panjang hanya terkoreksi sebanyak 2 kali dalam 3 tahun terakhir. Kinerja IHSG setelah libur sendiri memang sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar selama liburan.

Para pelaku pasar pasti masih mengingat pada perdagangan 26 Mei lalu ketika pasar baru saja dibuka kembali setelah libur Hari Raya Idul Fitri, IHSG berhasil melesat 1,78 dan menjadi kenaikan tertinggi setelah libur panjang selama 3 tahun terakhir.

Kenaikan pada hari itu karena sentimen selama liburan yakni akan diputarnya kembali roda perekonomian di Indonesia dengan skenario new normal oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Kunjungan Jokowi ke berberapa lokasi seperti pusat perbelanjaan dan MRT untuk meninjau kesiapan pembukaan kembali perekonomian Indonesia semakin meningkatkan keyakinan para investor untuk kembali masuk ke pasar modal.

Sementara itu koreksi terbesar sehari setelah libur panjang dicatatkan pada perdagangan 20 Juni 2018 ketika pasar kembali dibuka pasca libur Idul Fitrim IHSG terpaksa terkoreksi parah 1,83%.

Sentimen negatif datang selama libur panjang yang sudah terlebih dulu membuat bursa regional tumbang saat liburan datang dari potensi kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang sebanyak 4 kali (lebih agresif dari rencana awal sebanyak 3 kali) dan panasnya hubungan AS dengan China di bidang perdagangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular