Harapan Stimulus Makin Kuat, Wall Street Ditutup Hijau

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 October 2020 05:53
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir pekan ini berhasil ditutup menguat, ditengah optimisme investor atas paket stimulus yang akan disepekati parlemen untuk mengatasi masalah ekonomi akibat pandemi virus corona (covid-19). 

Indeks S&P 500 naik 11,9 poin atau 0,34% menjadi 3.465,39. Lalu indeks Nasdaq Composite bertambah 42,28 poin atau 0,37%, menjadi 11.548,28. Sayangnya, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 28,09 atau 0,1%, menjadi 28.335,57.

Ketidakpastian atas timeline dari undang-undang stimulus sempat membebani pasar saham Wall Street dalam beberapa hari terakhir. Dalam sepekan terakhir, ketiga indeks tersebut mencatat penurunan selama seminggu.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan masih mungkin untuk mendapatkan bantuan COVID-19 lagi sebelum pemilu 3 November. Namun semuanya itu tergantung kepada Presiden Donald Trump untuk bertindak, termasuk berbicara dengan Senat Partai Republik yang menolak.

Trump dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membantah bahwa Pelosi harus berkompromi untuk mendapatkan paket bantuan, dengan mengatakan perbedaan signifikan tetap ada antara pemerintahan Republik dan Demokrat.

Pasar masih percaya kesepakatan stimulus ditetapkan: Satu-satunya pertanyaan adalah ukuran dan waktu, kata analis.

"Ini telah menjadi penggerak pasar selama beberapa minggu- hari ini lebih banyak buktinya," kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi di Ally Invest, di Charlotte, North Carolina seperti dikutip CNBC Indonesia dari Reuters.

"Pasar percaya kami mendapatkan stimulus. Tapi dia ingin tahu kapan itu akan berlalu karena butuh waktu untuk uang mengalir keluar, "tambahnya.

Sementara itu dari laporan kinerja perusahaan di Wall Street dilaporkan, terjadi penurunan tajam hingga 10% margin pendapatan pembuat chip Intel Corp. Kinerja Intel tertekan karena konsumen membeli laptop yang lebih murah dampak dari pandemi dan pemerintah menekan pengeluaran pusat data.

Sejauh ini, sudah 84% dari 135 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan kuartal III-2020. Hasilnya sejauh ini melampaui perkiraan laba kuartalan, menurut data Refinitiv.

Fokus minggu depan adalah hasil dari perusahaan Teknologi Besar Apple Inc, Facebook Inc, Amazon.com Inc dan Google-parent Alphabet.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular