
Saham Intel Drop 10%, Wall Street Dibuka Variatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka variatif pada perdagangan Jumat (23/10/2020), di tengah rilis kinerja keuangan emiten unggulan per kuartal I-2020 yang mixed dan ekspektasi kesepakatan stimulus.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 43,5 poin (+0,15%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit kemudian surut menjadi 22 poin (+0,08%) ke 28.385,71 dan S&P 500 naik 3,7 poin (+0,1%) ke 3.457,15. Nasdaq turun 32,5 poin (-0,3%) ke 11.473,46.
Saham Gilead Sciences melesat 4% di sesi pembukaan setelah obat remdesivir mendapat persetujuan dari Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) di AS untuk perawatan Covid-19.
Sebaliknya, saham Intel ambles lebih dari 10% menyusul rilis kuartalan yang kurang begitu menggembirakan untuk produsen chip. Laba bersih perseroan sejalan dengan ekspektasi analis, tetapi pendapatan dari bisnis pusat data jatuh di bawah estimasi analis.
Penguatan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan penantangnya Joe Biden bakal menghadiri debat presiden final sebelum 3 November. Keduanya akan bertarung wacana mengenai pandemi corona, kebijakan asing, dan layanan kesehatan.
Biden sejauh ini memimpin polling nasional jelang debat menyusul kemungkinan 'Bendera Biru' tumbuh. Investor berspekulasi bahwa kemenangan telak Partai Demokrat dapat memicu harga saham dalam jangka pendek.
"Pemegang kuasa di pemerintahan masih mencoba menyatukan sikap untuk mencapai paket bantuan ekonomi," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, sebagaimana dikutip CNBC International.
Dow Jones dan S&P 500 kemarin menguat masing-masing sebesar 0,5% sedangkan Nasdaq tumbuh 0,2% setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengindikasikan bahwa akan ada pertemuan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Saya percaya bahwa kedua belah pihak ingin mencapai kesepakatan," tutur Pelosi. Namun, dia berupaya meredam eforia bahwa stimulus bakal keluar sebelum 3 November, dengan mengatakan bahwa "perlu waktu" untuk pengesahan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?