
Dolar AS Rontok, Rupiah Menyodok

Rupiah dkk di Asia berhasil memanfaatkan tekanan yang dialami dolar AS. Pada pukul 09:22 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,11%.
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index turun 0,45%. Sedangkan sejak akhir September (month-to-date), koreksinya mencapai nyaris 1%.
Pelemahan dolar AS disebabkan oleh semakin jelasnya kabar soal stimulus fiskal di Negeri Paman Sam. Presiden AS Donald Trump menegaskan pemerintah siap untuk menawarkan proposal stimulus yang lebih besar ketimbang penawaran sebelumnya yakni US$ 1,8 triliun. Bahkan Trump bersedia untuk memberi stimulus lebih dari US$ 2,2 triliun yang diusulkan kubu oposisi Partai Demokrat.
"Saya ingin melakukan lebih dari (usulan) Demokrat," tegas Trump dalam wawancara dengan Fox News.
Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres AS), menyatakan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Menteri Keauangan AS Steven Mnuchin. Kesepakatan Gedung Putih dan Capitol Hill rasanya sudah semakin dekat.
Pelosi mengungkapkan bisa saja paket stimulus bakal gol pada akhir pekan ini. "Saya harap begitu, rencananya memang demikian," katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Keberadaan stimulus bernilai triliunan dolar AS akan membuat pasokan mata uang tersebut meningkat. Akibatnya terjadi tekanan inflasi sehingga nilai riil dolar AS jadi kurang menarik.
"Jika para pengambil kebijakan akhirnya menyepakati stimulus fiskal, maka dolar AS akan melemah. Namun jika ternyata tidak ada kesepakatan, maka dolar AS bisa menguat meski hanya dalam jangka pendek," kata Kim Mundy, Currency Analyst Commonweatlh Bank of Australia yang berkedudukan di Sydney, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
