Analisis Teknikal

Nyonya Pelosi Bisa Bawa Rupiah Melesat Lagi Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2020 08:51
Ketua DPR Nancy Pelosi dari California. (AP Photo/Andrew Harnik)
Foto: Ketua DPR Nancy Pelosi dari California. (AP Photo/Andrew Harnik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.650/US$. Penguatan tersebut tidak diraih dengan mudah, rupiah tertahan di zona merah nyaris sepanjang perdagangan kemarin.

Pelaku pasar menanti kepastian stimulus di AS, yang tenggat waktu perundingan disebutkan pada Selasa waktu setempat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) pada Minggu lalu. Tetapi tenggat waktu tersebut dihilangkan, dan perundingan antara Pelosi dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih terus berlanjut.

Pelosi mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.

Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, juga mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.

Pernyataan Pelosi tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik yang tercermin dari penguatan bursa saham AS Selasa waktu setempat, dan merembet ke bursa Asia pagi ini, Rabu (21/10/2020).

Saat sentimen pelaku pasar membaik, aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi akan menjadi sasaran investasi, dan rupiah mendapat rejeki.

Meski demikian, rupiah juga masih terbebani resesi yang akan dialami Indonesia. Resesi sudah pasti terjadi dan menjadi yang pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, tetapi seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.

Secara teknikal, rupiah kini berada dekat level kunci Rp 14.640/US$ yang bisa membawa rupiah berlari kencang.

Level tersebut merupakan Neckline dari pola Double Top yang terbentuk sejak Jumat (25/9/2020). Pola ini menjadi sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat. Namun, untuk menguat lebih jauh, rupiah perlu menembus dan mengakhiri perdagangan di bawah Neckline Rp 14.640/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Puncak Double Top berada di level Rp 14.950/US$, hingga ke Neckline Rp 14.640/US$, artinya ada jarak Rp 310. Sehingga Jika Rupiah berhasil melewati dan bertahan di bawah Neckline, rupiah memiliki peluang menguat Rp 310, yakni di Rp 14.330/US$ dalam jangka menengah.

Indikator stochastic pada grafik harian kini mulai mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang belum masuk wilayah jenuh jual memberikan ruang penguatan bagi rupiah.

Sementara itu resisten terdekat di kisaran Rp 14.700/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke resisten kuat Rp 14.730/US$. 

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Level tersebut diperkuat dengan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50) yang digambarkan dengan garis hijau, berada di kisaran Rp 14.730/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular