
Investor Harap Hati-hati, Sesi II IHSG Rawan Longsor

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama Selasa (20/10/20) ditutup di zona merah 0,38% di level 5.106,68 seiring dengan bursa kawasan regional yang terkoreksi.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 6 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 4,8 triliun.
Beralih ke Negara Paman Sam, anggota parlemen di Washington masih berjuang untuk mencapai kesepakatan stimulus fiskal hingga batas waktunya pada Selasa (20/10/2020).
Ketua DPR Nancy Pelosi pada Minggu bahwa ia akan terus mendorong agar stimulus tersebut bisa tercapai sebelum pemilihan dan Selasa ini adalah batas waktunya. Pelosi dan menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" dalam percakapan pada Senin dan Pelosi berharap bahwa pada Selasa akan ada "kejelasan" tentang apakah stimulus dimungkinkan sebelum pemilihan 3 November 2020.
Investor khawatir dengan kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat dan terkait hasil suara dari presiden AS, Donald Trump yang hasilnya tidak memuaskan.
"Kabar stimulus yang maju-mundur diperparah dengan memburuknya tren kasus virus corona dan ketidakpastian menjelang pemilu tentunya mengkhawatirkan pasar," kata Mona Mahajan, Ahli Strategi Investasi AS, Allianz Global Investors, New York.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area bawah atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.137. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.079.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 49, yang meskipun belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi gerak indikator RSI terkonsolidasi turun setelah menyentuh zona jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000