
Ada Kabar Baik dari AS, IHSG Siap Ngegas Lagi nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,45% ke 5.126,33 pada perdagangan Senin kemarin (19/10), berkat membaiknya sentimen pelaku pasar merespons data pertumbuhan ekonomi China.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 358 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,6 triliun.
Kemarin, Biro Statistik Nasional China mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 sebesar 4,9% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Pertumbuhan tersebut masih di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 5,2%, tetapi sudah cukup menunjukkan pemulihan ekonomi V-Shape saat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) berhasil dihentikan.
Pemulihan ekonomi V-shape artinya setelah merosot tajam, perekonomian langsung bisa bangkit dengan cepat. Pada kuartal II-2020 lalu, ekonomi China tumbuh 3,2% YoY setelah berkontraksi (pertumbuhan negatif) 6,8% YoY di kuartal I-2020.
Sementara itu hari ini, Selasa (20/10/2020) perhatian pelaku pasar tertuju pada pembahasan stimulus fiskal Amerika Serikat (AS).
Bursa saham AS (Wall Street) Senin kemarin berakhir melemah (Selasa pagi waktu Indonesia), tetapi Wall Street futures pagi ini berada di zona hijau, dengan indeks Dow Jones Futures menguat lebih dari 100 poin.
Artinya sentimen pelaku pasar sedang membaik dan dapat menopang berlanjutnya penguatan IHSG.
Kenaikan tersebut terjadi setelah ada perkembangan bagus perundingan stimulus fiskal antara Ketua DPR (House of Representative) yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Sebagaimana dilansir CNBC International, juru bicara Pelosi, Drew Hammill mengatakan perbedaan pendapatan kedua belah pihak sudah mulai berkurang.
Secara teknikal, indikator Stochastic pada grafik harian sudah keluar dari wilayah jenuh beli (overbought), sehingga tekanan koreksi IHSG mulai mereda.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
IHSG kini berada di dekat rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang ditunjukkan dengan garis hijau. MA 50 berada di kisaran 5.115 hingga 5.120 selama mampu bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat kembali menuju kisaran 5.163 yang menjadi resisten kuat sebab merupakan Fibonnaci Retracement 50%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3911 pada grafik harian. Sementara jika kembali ke bawah 5.115, IHSG berisiko terkoreksi ke 5.090.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500