
Berburu Cuan Awal Pekan, Jangan Lupa 8 Kabar Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual yang cukup besar membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan kemarin terjerembab ke zona merah dengan pelemahan 0,03% ke level 5.103,41 poin.
Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 7,76 triliun dengan volume 10,16 miliar unit saham dan aksi jual investor asing Rp 494,33 miliar.
Beberapa saham yang banyak diperdagangkan antara lain, BBCA, BRIS, ANTM, TLKM dan BMRI.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan awal pekan ini, Senin (19/10/2020):
1. Beredar Surat Sumitomo ke Wamenlu soal Omnibus, Apa Isinya?
Salah satu investor global yakni perusahaan manajer investasi asal Jepang, Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, diketahui memberikan tanggapannya terkait dengan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) yang sudah disahkan DPR pada Sidang Paripurna (5/10/2020).
Hal itu terungkap dalam surat yang beredar ramai di publik yang juga diterima CNBC Indonesia.
Dalam surat terbuka yang disampaikan Representative Director and President Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, Yoshio Hishida kepada Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar, investor dengan tujuan investasi jangka panjang seperti Sumitomo justru merasa khawatir dengan pengesahan Omnibus Law tersebut.
Ada kemungkinan, Omnibus malah bisa berpotensi merusak iklim investasi yang sudah berlangsung cukup baik, terlebih lagi, isu Omnibus Law ini terus mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia.
2. Rogoh Rp 4,4 T, PGN Geber Proyek Pipa Minyak Rokan
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN berkomitmen menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan demi mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah mengurangi impor minyak.
"Pada prinsipnya pembangunan Pipa Minyak Rokan ini menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia," kata Direktur Utama PGN Suko Hartono, dalam siaran persnya, Minggu (18/10/2020).
Dia mengatakan nilai belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,44 triliun (kurs Rp 14.800/US$), maka optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun, karena nilai alokasi capex pada awalnya sebesar US$ 450 juta.
3. Dirutnya Tersangka Baru Jiwasraya, Begini Respons Emiten Ini
Manajemen emiten energi dan pembangkit listrik, PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) buka suara terkait dengan penetapan Piter Rasiman, direktur utama perusahaan, menjadi tersangka baru dari kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Sigit Suprih Hartono, Direktur Himalaya Energi Perkasa, mengatakan sehubungan dengan surat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor S-06212/BEI.PP3/10-2020 Perihal Permintaan Penjelasan Atas Pemberitaan di media massa tertanggal 14 Oktober 2020, maka perseroan menyampaikan keterangan berkaitan dengan ditetapkannya Piter Rasiman sebagai tersangka baru dalam penyidikan perkara tindak pidana korupsi pada Jiwasraya.
"Perseroan tidak mengetahui latar belakang penetapan direktur utama perseroan sebagai tersangka. Perseroan mengetahui adanya penangkapan terhadap Bapak Piter Rasiman dari pemberitaan di media massa," katanya dalam surat jawaban kepada BEI, dikutip Minggu (18/10/2020).
4. Jelang Merger, BRISyariah Mau Rombak Pengurus
Pemegang saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) berencana merombak jajaran pengurus perseroan usai ditunjuk sebagai entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) atau bank survivor atas merger 3 bank syariah BUMN.
Sebanyak dua bank lain yang akan dilebur ke BRIS yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BRIS menyatakan perseroan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 5 November 2020 dengan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan.
