
Selamat! Perbankan RI Terhindar dari Kesulitan Likuiditas

Jakarta, CNBC Indonesia - Himpunan Bank-bank milik negara (Himbara) mengatakan industri perbankan Indonesia terhindar dari ancaman kesulitan likuiditas.
Stimulus yang digelontorkan pemerintah menjadi penyelamat, dan bank-bank fokus menyalurkan dana dari pemerintah tersebut di tengah perlambatan permintaan kredit.
Ketua Himbara, Sunarso yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), mengatakan sebelumnya para bankir sempat mengkhawatirkan likuditas dan potensi penurunan profitabilitas karena restrukturisasi dalam jumlah besar. Namun hal itu tidak terjadi, hingga kuartal II-2020, rasio kecukupan modal (capita adequacy ratio/CAR) perbankan masih cukup tinggi di level 22,59% dan kredit bermasalah (nonpeforming loan/NPL) sebesar 3,10%.
"Kesulitan likuiditas tidak terjadi, loan demand tidak ada, untuk mendorong pertumbuhan maka demand yang menjadi kunci. Maka solusinya, kita mengandalkan stimulus pemerintah," kata Sunarso dalam webinar bertajuk Menakar Pertumbuhan Kredit di Tengah Tantangan yang diselenggarakan PEFINDO Biro Kredit IdScore, Kamis (15/10/2020).
Sampai dengan September, Bank Himbara menjadi mitra utama pemerintah dalam implementasi program pemulihan ekonomi nasional sebesa Rp 146,39 triliun kepada 25.95 juta penerima stimulus.
Bos BRI menyebut, intervensi pemerintah itu dilakukan dalam tiga bentuk, yakni melalui penempatan dana, investasi pemerintah dalam bentuk deposito, belanja pemerintah melalui subsidi KUR non KUR, subsidi gaji pekerja, dan melalui penjaminan kredit modal kerja (KMK) agar ekonomi bisa kembali bergerak.
Sunarso menambahkan, telah melakukan restrukturisasi kredit terhadap 3,87 juta nasabah yang terdampak pandemi Covid-19 dengan nilai sebesar Rp 470,93 triliun sampai dengan periode September 2020. Pandemi virus Corona menimbulkan krisis ekonomi yang dipicu oleh kesehatan yang menyebabkan aktivitas perekonomian di hampir seluruh dunia mengalami penurunan.
Oleh sebab itu, bank-bank pelat merah memberikan kebijkan restrukturisasi kredit kepada nasabah yang terdampak berupa penundaan pembayaran angsuran pokok maupun penundaan pembayaran bunga.
"Ini bukan krisis sembarangan, kira harus memilik determinasi tinggi untuk bisa survive, ini krisis yang berat. Krisis sekarang UMKM yang terdampak," kata Sunarso.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebut Likuiditas Himbara Melimpah, Bos OJK Warning soal Ini