
Top! 2 Hari Beruntun Saham BRISyariah Tembus Batas Atas

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Rencana merger penggabungan tiga bank syariah milik bank BUMN, membuat harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) tak turun dari level harga tertinggi yang bisa ditransaksikan hari ini, Rabu (14/10/2020).
Harga saham BRIS melesat 24,89% ke level Rp 1.405/saham atau menyentuh batas auto reject atas (ARA) dengan maksimal kenaikan sehari 25%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga penutupan perdagangan Rabu (14/10/2020), saham BRIS ditransaksikan senilai Rp 357,33 miliar dan volume perdagangan 257,57 juta saham.
Saham BRIS dalam 2 hari menyentuh batas atas kenaikan harga saham maksimal sebesar 25%. Selama 5 hari perdagangan terakhir akumulatif sejak pekan lalu, saham BRIS naik 65,29%, 1 bulan terakhir naik 61%, dan 3 bulan terakhir naik 221%.
Bahkan dalam 6 bulan terakhir, saham BRIS meroket 617% dengan kapitalisasi pasar Rp 13,65 triliun.
Salah satu sentimen harga saham BRIS ialah langkah Kementerian BUMN yang akhirnya mengumumkan proses merger tiga bank BUMN yakni BRIS, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNIÂ Syariah (BNIS).
Dalam merger ini, Bank BRISyariah ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dari merger tiga bank syariah BUMN.
Rencana penggabungan bank syariah BUMN ini sebetulnya dilempar ke publik oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 3 bulan lalu. Rencana ini diharapkan bisa rampung pada Februari 2021 nanti.
Analis Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai momentum ini akan menjadi katalis positif bagi BRIS ke depan apalagi dengan tambahan aset dari dua bank syariah BUMN lainnya.
"Sebetulnya dengan BRIS jadi survivol akan lebih mudah karena berstatus terbuka, kalau BRIS yang hilang akan sulit proses karena perlu persetujuan pemegang saham publik dan lainnya," katanya dalam Closing Bell CNBC Indonesia TV, bersama Erwin Surya Brata, Selasa (13/10/2020).
Dia mengatakan dengan menjadi bank penerima merger, maka BRIS akan mendapatkan limpahan aset cukup besar dan ini menjadi potensi bagi BRIS ke depan.
"[Merger] ini sangat positif dari sisi aset, bisa dikatakan aset BRIS bukan yang terbesar tapi akan menerima aset cukup signifikan. Di sisi lain, dari sisi mature produk, produk-produk bank syariah bisa dikatakan lebih tahan krisis, dan lebih diuntungkan saat tren suku bunga rendah. Ini cukup banyak mendorong industri bank syariah menarik dalam 2 tahun terakhir."
Sebagai catatan, aset terbesar masih dimiliki BSM sebesar Rp 114,4 triliun pada Juni 2020 atau naik 13,26% dari periode sama tahun lalu.
Kemudian disusul BNI Syariah dengan aset Rp 50,78 triliun atau naik 17,8%, lalu BRISyariah naik 34,7% yoy menjadi Rp 49,6 triliun, dan aset Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 31,09 triliun atau naik 6,5% yoy. Total aset keempatnya bisa mencapai Rp 245,87 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Survivor Merger Bank Syariah BUMN? Saham BRIS Naik 20%