Transaksi Berjalan RI Surplus, Kok Rupiah Terlemah di Asia?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 October 2020 10:12
Penukaran uang
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Semestinya ada sentimen positif yang menaungi rupiah. Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan transaksi berjalan (current account) pada kuartal III-2020 bisa mencatat surplus. Ini akan menjadi yang pertama dalam sembilan tahun terakhir.

Transaksi berjalan mencerminkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari pos ini lebih berjangka panjang, tidak mudah keluar-masuk seperti investasi portofolio di sektor keuangan. Dengan pasokan valas yang mumpuni, seharusnya menjadi pijakan bagi rupiah untuk menanjak.

Namun sekarang situasinya berbeda. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat ekonomi mati suri, masuk jurang resesi. Kelesuan ekonomi membuat impor turun drastis, sampai-sampai membuat transaksi berjalan surplus.

Penurunan impor bagi Indonesia adalah kabar buruk. Sebab lebih dari 90% impor Indonesia berupa bahan baku/penolong dan barang modal yang digunakan untuk proses produksi industri dalam negeri.

Saat impor turun, berarti proses produksi mampet. Oleh karena itu, surplus transaksi berjalan kali ini sulit untuk disyukuri. Sebab surplus itu malah semakin menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tengah terjebak di 'lumpur' resesi. Sentimen ini pun gagal untuk mendongrak rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular