Sentimen Penggerak Pasar

Anies Kurangi Rem Darurat, IHSG Siap Melesat Besok?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 October 2020 20:15
INFOGRAFIS, Lonjakan Kasus Positif Corona di Jakarta
Foto: Ilustrasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (CNBC Indonesia/Edward Ricardo)

Di dalam negeri, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta dapat menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia.

Pada hari ini, Minggu (11/10/2020), Pemprov DKI Jakarta telah memutuskan mengurangi kebijakan rem darurat secara bertahap dan memasuki PSBB Masa Transisi dengan ketentuan baru selama dua pekan ke depan, mulai tanggal 12-25 Oktober 2020.

Hal itu dilakukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim keputusan ini didasarkan pada beberapa indikator, yaitu laporan kasus harian, kasus kematian harian, tren kasus aktif, dan tingkat keterisian RS Rujukan Covid-19.

"Yang terjadi selama satu bulan ini adalah kebijakan emergency brake (rem darurat) karena sempat terjadi peningkatan kasus secara tidak terkendali yang tidak diharapkan. Setelah stabil, kita mulai mengurangi rem tersebut secara perlahan, secara bertahap. Kami perlu tegaskan bahwa kedisiplinan harus tetap tinggi sehingga mata rantai penularan tetap terkendali dan kita tidak harus melakukan emergency brake kembali," terang Anies, pada Minggu (11/10/2020).



Hal senada disampaikan oleh Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Minggu (11/10/2020). Ia memperkirakan pelonggaran PSBB di ibu kota akan berdampak positif kepada IHSG. "Iya positif," ujarnya.

Menurut Hans Kwee, dunia termasuk Indonesia masih menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Beberapa negara menghadapi ancaman gelombang kedua menjelang musim dingin.

"Pasar mencerna dengan seksama perkembangan politik di Amerika Serikat. Beberapa sektor akan positif akibat dampak Omnibus Law. IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5,001 sampai 4,881 dan resistance di level 5,099 sampai 5,187," ujarnya lagi.

Dia melanjutkan, aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Lapangan Kerja yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat biarpun berlangsung anarkis tidak membuat pelaku pasar panik. Ia bahkan menyebut pasar saham tetap positif karena biasa demo berlangsung pendek dan tidak punya pengaruh besar pada perekonomian.

"Tetapi di tengah pandemi Covid-19 aksi demo akan menyebabkan cluster baru penyebaran virus Covid-19. Kami perkirakan akan terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 satu minggu setelah demo yang terjadi. Pemerintah perlu bertindak tegas dengan menindak segala bentuk demo anarkis dan terjadi pelanggaran protokol kesehatan untuk menekan peningkatan kasus Covid-19," katanya.

(miq/miq)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular