Pasar Gonjang-ganjing, Sesi I IHSG Tak Kuasa Harus Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 October 2020 11:55
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (9/10/20) ditutup merah tipis 0,11% di level 5.033,73. Sempat nyaman di zona hijau IHSG terpaksa anjlok ke zona merah pada akhir perdagangan sesi pertama buntut dari demonstrasi penolakan UU Ciptaker oleh mahasiswa dan buruh yang semakin berlarut-larut.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 124 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,1 triliun. Terpantau 180 saham naik, 191 turun, sisanya 185 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 55 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp45 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 40 miliar dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan net buy sebesar Rp 6 miliar.

Dari dalam negeri, Efek positif jangka panjang Omnibus Law pun terpaksa dibayangi efek jangka pendeknya, yakni penolakan berbagai elemen masyarakat, terutama buruh dan mahasiswa yang ditunjukkan dengan demonstrasi selama tiga hari berturut-turut. Jika demonstrasi kembali berlanjut, maka investor akan mempersepsikan bahwa nasib UU tersebut bakal di ujung tanduk: direvisi kembali, atau nyangkut di Mahkamah Konstitusi (MK).

Opsi revisi "masih terbuka", karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sendiri mengaku bahwa apa yang mereka ketok palu atau sepakati di Sidang Paripurna Senin (5/10/2020) lalu bukanlah UU yang final, melainkan masih direvisi akibat salah ketik (typo).

"Draf yang disahkan di paripurna ya final. Tapi bukan yang bereda di luar," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Ahmad Baidhowi kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/10/2020).

Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir di zona hijau pada perdagangan Kamis (8/9/2020), menyusul pertaruhan investor bahwa negosiasi stimulus d Kongres bakal tercapai sebagaimana tersirat dari pernyataan kedua petinggi partai.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 122 poin ( 0,4%) ke 28.425,51 dan S&P 500 naik 0,8% ke 3.446,83. Nasdaq tumbuh 0,5% ke 11.420,98. Reli tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox pada Kamis pagi mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai "pembicaraan yang sangat produktif."

Di sisi lain, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa tidak akan ada stimulus ketengan, yang dikeluarkan khusus untuk membantu industri penerbangan. Artinya, pembicaraan kedua pihak yang berseteru di Kongres tersebut masih berfokus pada stimulus miliaran dolar yang sempat dihentikan pembicaraannya oleh Trump.

Di tengah negosiasi stimulus yang maju-mundur, data mingguan klaim pengangguran menunjukkan angka 840.000 atau lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pengajuan klaim oleh mereka yang baru menganggur bakal mencapai 825.000. Pekan sebelumnya, klaim pengangguran mencapai 837.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular