
IHSG & Nikkei Kompak nih! Sama-sama Merah...

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia, pada perdagangan sekitar pukul 11:00 WIB terpantau variatif, di tengah minimnya sentimen dari global meski dari AS penutupan bursa sahamnya semringah.
Pada pukul 11:01 WIB, indeks Nikkei Jepang melemah 0,37%, Hang Seng di Hong Kong menguat tipis 0,09%, Shanghai China melesat 1,89% dan indeks STI Singapura turun tipis 0,07%.
Sedangkan indeks KOSPI dari Korea Selatan, hari ini ditutup karena libur nasional hari Hangul, hari abjad Korea.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:01 WIB terpantau menguat 0,10% ke level 5.044,29. Tapi saat penutupan di sesi I, 11.30, IHSG minus 0,11% di level 5.033.
Sementara Nikkei masih minus 0,30%, bersama dengan STI minus tipis 0,00%.
Di kawasan Asia hari ini, data ekonomi yang dirilis adalah data Purchasing Managers' Index (PMI) Jasa China oleh Caixin pada September 2020. Tercatat PMI jasa Negara Tirai Bambu tersebut berada di angka 54,8 atau naik 0,8 poin dari Agustus sebesar 54.
Sedangkan PMI gabungan China pada September 2020 turun 0,6 poin menjadi 54,5 dari sebelumnya, Agustus di angka 55,1.
Indeks PMI memakai tolak ukur angka 50. Jika di bawah itu, maka diartikan terjadi kontraksi dan sebaliknya jika di atas itu berarti ada ekspansi.
Beralih ke Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang berakhir di zona hijau pada perdagangan Kamis (8/9/2020) atau Jumat pagi waktu Indonesia, menyusul pertaruhan investor bahwa negosiasi stimulus di Kongres bakal tercapai sebagaimana tersirat dari pernyataan kedua petinggi partai.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 122 poin ( 0,4%) ke 28.425,51 dan S&P 500 naik 0,8% ke 3.446,83. Nasdaq tumbuh 0,5% ke 11.420,98.
Reli tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox pada Kamis pagi mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai "pembicaraan yang sangat produktif."
Di sisi lain, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa tidak akan ada stimulus ketengan, yang dikeluarkan khusus untuk membantu industri penerbangan.
Artinya, pembicaraan kedua pihak yang berseteru di Kongres tersebut masih berfokus pada stimulus miliaran dolar yang sempat dihentikan pembicaraannya oleh Trump.
"Meski ada ketakpastian saat ini mengenai negosiasi stimulus fiskal, siapapun yang memenangi pemilihan presiden [pilpres], kita bakal mendapatkan stimulus tambahan," tutur Nancy Davis, Manajer Portofolio Quadratic Capital, sebagaimana dikutip CNBC International.
Di tengah negosiasi stimulus yang maju-mundur, data mingguan klaim pengangguran menunjukkan angka 840.000 atau lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pengajuan klaim oleh mereka yang baru menganggur bakal mencapai 825.000. Pekan sebelumnya, klaim pengangguran mencapai 837.000.
Namun demikian, risiko virus corona (Covid-19) masih membayang. Demikian juga risiko lambatnya pemulihan ekonomi.
Data Worldometers menyebutkan angka penderita Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 36 juta orang. Di AS, sebanyak 7,7 juta orang teridentifikasi positif Covid-19, dengan lebih dari 216 ribu orang meninggal dunia, sementara yang sembuh nyaris 5 juta orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street 'Girang', Bursa Asia Hijau! Shanghai Melesat
