Top! Rupiah Jaya, Dolar AS Kian Jauh di Bawah Rp 14.700

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2020 09:07
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Aksi demonstrasi berujung ricuh yang terjadi kemarin belum menyurutkan langkah rupiah di jalur hijau.

Pada Jumat (9/10/2020), US$ 1 dibanderol Rp 14.660 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,03%. Namun ini sudah cukup untuk membuat mata uang Tanah Air terapresiasi empat hari beruntun.

Bahkan dalam delapan hari terakhir, rupiah cuma melemah sekali. Selama delapan hari tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,11% secara point-to-point.

Walau sudah menguat lebih dari 1%, tetapi rupiah belum mau melepas pedal gas. Rupiah masih bisa terkerek karena mood investor yang sedang bagus.

Sikap pelaku pasar yang mengabaikan risiko (risk-off) terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,43%, S&P 500 naik 0,8%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,5%.

Optimisme pelaku pasar terjaga setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan Gedung Putih kembali siap bernegosiasi dengan Kongres seputar stimulus fiskal. Padahal dua hari lalu Trump menegaskan menarik diri dari pembahasan tersebut.

Dalam wawancara dengan Fox News, sang presiden ke-45 Negeri Adidaya mengatakan proses pembicaraan stimulus dengan Kongres sudah kembali dimulai. Bahkan dia menyebut kemungkinan besar akan ada kesepakatan dalam waktu dekat.

"Pelaku pasar bergerak berdasarkan kabar pembahasan stimulus fiskal. Hanya itu penggeraknya. Pasar bereaksi setiap ada berita tentang bagaimana perkembangan kebijakan fiskal," kata Art Hogan, Chief Market Strategist National Securites yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Namun gerak rupiah kemungkinan terbatas karena sentimen domestik. Kemarin, terjadi aksi demonstrasi besar-besaran menolak Undang-undang (UU) Cipta Kerja. Aksi yang berbuntut kericuhan dan perusakan fasilitas publik itu berlangsung hingga malam hari.

Situasi keamanan dalam negeri yang kurang kondusif bisa menjadi alasan bagi investor untuk berhati-hati. Akan tetapi, kondisi eksternal yang mendukung masih mampu menopang rupiah untuk bertahan di zona hijau.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular