Analisis Teknikal

Demo UU Ciptaker Hari ke-3, IHSG Bakal Jeblok Gak nih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 October 2020 08:27
Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) demo di depan Gedung DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) demo di depan Gedung DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat tipis 0,1% ke 5.004,532 pada perdagangan Rabu kemarin. Padahal banyak sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 411 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,8 triliun, nilai yang besar karena muncul dua transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sentimen negatif dari eksternal datang setelah Presiden AS, Donald Trump meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.

Alhasil, harapan akan gelontoran stimulus guna membangkitkan perekonomian AS menjadi pupus.

Sementara itu dari dalam negeri demo dan aksi mogok buruh menolak Undang-undang Cipta Kerja yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Senin lalu menjadi sentimen negatif. Demo dan aksi mogok masih akan berlanjut pada hari ini, Kamis (8/10/2020), yang tentunya akan mempengaruhi pergerakan IHSG.

Demo juga akan dilakukan di depan Istana Negara, menurut Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).

Demo dan aksi mogok yang berlarut-larut tentunya akan membuat investor berhati-hati, dan memberikan tekanan ke IHSG.

Dari luar negeri, bursa saham AS (Wall Street) yang menguat tajam setelah Presiden Trump berubah sikap terhadap stimulus fiskal, kini mendesak Kongres menyetujui program dukungan maskapai, dengan mengatakan bahwa uangnya bisa diambil dari sisa anggaran lebih dari stimulus paket 1 sebelumnya.

Mantan taipan properti itu juga mendesak Kongres menyetujui stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS.
Penguatan Wall Street yang lebih dari 1% tersebut bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia pagi ini termasuk ke IHSG.

Secara teknikal, IHSG berhasil menembus dan berakhir di atas level "angker" 5.000, tetapi penembusanya kurang meyakinkan, sehingga momentum penguatan yang diberikan menjadi kurang.

Indikator stochastic pada grafik harian kini mulai bergerak naik menjauhi wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara itu, indikator Stochastic grafik 1 jam juga beranjak dari wilayah oversold. Sehingga ruang penguatan IHSG cukup terbuka.

Level psikologis 5.000 akan menjadi support terdekat, jika bertahan di atasnya IHSG berpotensi menguat ke 5.035 sebelum menuju 5.075.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara jika kembali ke bawah 5.000, bursa kebanggaan Tanah Air ini berisiko terkoreksi ke 4.970. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun ke 4.930.

Support kuat berada di level 4.867 yang merupakan Fib. Retracement 38,2% pada grafik harian.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular