
Trump Positif Covid, Begini Pengaruhnya ke IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Di hari terakhir perdagangan saham dalam negeri pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah setelah mengalami koreksi 0,87% ke posisi 4.926,73 poin.
Meski sepanjang hari ini indeks terus bergerak di zona merah, salah satu sentimen yang memberatkan adalah adanya konfirmasi positif Covid-19 yang dialami oleh POTUS alias Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam keterangannya melalui akun Twitternya, dia menyebutkan bahwa dia dan istrinya Melania Trump alias FLOTUS dinyatakan positif Covid dan akan segera melakukan karantina mandiri.
Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengatakan sentimen ini sudah terlebih dahulu berdampak pada gerak Dow Jones Futures yang langsung terkoreksi lebih dari 1%. Hal ini diperkirakan juga akan berdampak pada gerak Wall Street saat dibuka nanti.
"Kalau kita lihat ini menyebabkan Dow Jones Futures pada siang ini turun lebih dari 1%. Adjust market global mulai sebabkan beberapa bursa Asia mengalami pelemahan, IHSG juga ada sentimen dari Trump," kata Rudy dalam wawancara dengan CNBC TV, Jumat (2/10/2020).
Untuk perdagangan indeks saham dalam negeri pekan depan, IHSG dinilai telah mengalami cukup tekanan sepanjang pekan ini. Dimana sejak 28 September hingga 2 Oktober 2020 hanya pada perdagangan Kamis (1/10/2020) saja indeks ditutup di zona hijau.
Dia bilang, saat ini IHSG sudah minim sentimen negatif, kecuali kabar dari Trump yang tak terduga siang ini. Namun dengan sentimen negatif yang sudah mulai menipis ini diperkirakan IHSG sudah memiliki kekuatan untuk kembali melaju.
"Dari minimnya katalis negatif, IHSG di dalam negeri ada potensi mencoba kembali IHSG di level 5.000 karena saat ini masih bertahan di 4.900-4.800, meski hari ini ada tekanan dari Trump, di luar, unexpected," jelasnya.
Namun demikian, untuk pekan depan investor dinilai juga masih akan berhati-hati dan menunggu sejumlah data makro seperti Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Indeks ini diharapkan setidaknya berada pada posisi yang sama dengan rilis data bulan lalu, dimana diperkirakan akan terdampak adanya penerapan PSBB total tahap kedua.
Selanjutnya yang juga dinantikan adalah rilis cadangan devisa yang diprediksi masih positif, namun merupakan dampak dari masih rendahnya ekspor.
"Untuk saat investor tunggu omnibus law cipta kerja. Ditunggu investor karena beberapa sentimen diperhatikan relaksasi bunga bank di beberapa sektor seperti properti dan sektor produktif lainnya, itu yang sedang dicermati," jelasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000