Trump Positif Corona, Begini Nasib Pasar Saham Dunia

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
02 October 2020 15:43
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengenai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan istrinya, Melania Trump positif terinfeksi virus Corona menjadi sentimen negatif yang menekan pasar saham AS. Tidak dimungkiri kabar ini menjadi sentimen negatif bagi bursa saham global di tengah perhelatan Pilpres di AS.

Analis MNC Sekuritas, Muhamad Rudy Setiawan, pengumuman Trump di akun Twitternya memang mengejutkan banyak pihak. Ini menyebabkan indeks kontrak berjangka Dow Futures langsung ambruk hingga hampir 500 poin. Tercatat Dow Futures saat ini ambruk 1,55% setelah sebelumnya anjlok ke level terendahnya 1,78%.

Sebagai imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami tekanan. Bursa saham domestik sempat drop tertekan 1,7% di awal perdagangan sesi II ke level 4.881,91 poin.

"Beberapa bursa di Asia mengalami pelemahan. IHSG mengalami pelemahan dari sentimen Donald Trump," kata Rudy kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/10/2020).

Lantas bagaimana dampak selanjutnya sentimen ini terhadap pergerakan bursa global maupun volatilitas di Wall Street, terlebih AS sedang mengelat Pilpres.

Rudy menilai, secara tren mendekati Pilpres, bursa saham Wall Street; Dow Jones (DJIA), S&P dan Nasdaq akan menghadapi tekanan. Volatiltas ini juga akan mempengaruhi bursa saham global lainnya.

"Setelahnya bursa global rally. Pelemahan saat ini cukup wajar, kecenderungannya tertekan lebih dulu," katanya.

Namun di sisi lain, lanjut Rudy, saat ini beberapa indikator perekonomian di AS sudah menunjukkan tanda perbaikan. Indeks PMI di AS mulai bangkit, demikian halnya dengan unemployment rate yang mulai menurun.

Selain sentimen Trump, pelaku pasar juga mencermati perkembangan beberapa negara dalam menanggulangi wabah virus Corona.

"Eropa saat ini mencoba kembali menaggulangi wabah, ini menyebabkan volatilitas di Bursa Eropa. Selain itu, adanya beberapa geopolitik yang menyebabkan bursa global cenderung mengarah pelemahan," katanya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham-saham Emiten Crazy Rich RI Ngamuk, Ini Daftarnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular