
Trump Kena Corona, Kenapa Pasar Jadi Ambyar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terinfeksi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengguncang pasar. Mengapa investor bereaksi negatif terhadap kabar tersebut?
Pada Jumat (2/10/2020) pukul 13:36 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,69% ke 4.886,02. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,2% menjadi Rp 14.850/US$.
Bursa saham New York pun kemungkinan ambles malam nanti. Indeks futures pada pukul 13:38 WIB, indeks futures Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambrol 1,46%, S&P 500 jatuh 1,38%, dan Nasdaq 100 rontok 1,44%.
Pasar komoditas pun merasakan pukulan. Pada pukul 13:40 WIB, harga minyak jenis brent turun 3,08% dan light sweet berkurang 3,15%.
Mengapa bisa begini? Memang ada apa kalau Trump positif virus corona? Mengapa jadi heboh begini?
Mengutip Reuters, berikut penjelasan sejumlah analis:
1. Chris Weston, Head of Research Pepperstone (Melbourne)
Presiden AS terserang virus yang telah membunuh banyak orang, investor menilai itu sebagai sebuah risiko. Hal berikutnya yang diperhatikan adalah bagaimana pengaruhnya terhadap pemilihan presiden (pilpres). Skenario terburuknya, pelaksanaan pilpres terpaksa dimundurkan.
Namun kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi. Apakah Trump hanya tidak bisa datang ke debat-debat berikutnya? Atau apakah dia sembuh dan mengatakan "Saya bisa bertahan, saya adalah seorang petarung!"? Atau apakah mungkin dia meninggal dunia? Begitu banyak pertanyaan yang jawabannya tidak bisa didapatkan segera.
2. Julian Wee, Investment Strategist Credit Suisse (Singapura)
Reaksi pasar sejauh ini negatif, tetapi saya tidak yakin akan bertahan lama. Begitu reaksi spontan ini selesai, pelaku pasar akan melihat bagaimana dampak perisitwa ini terhadap pilpres AS. Sejauh ini narasi yang terbentuk lumayan positif. Perkiraan kami adalah Demokrat akan menang, sejalan dengan beberapa jajak pendapat.
3. Khoon Goh, Head of Asia Research ANZ (Singapore)
Untuk saat ini, terlalu awal untuk memperkirakan bagaimana dampak peristiwa ini terhadap hasil pilpres AS. Pasar sudah memberikan reaksi spontan, hal yang bisa dipahami. Saat Presiden dan Ibu Negara diketahui dalam keadaan baik-baik saja, maka reaksi pasar akan berbalik.
4. Naoya Oshikubo, Senior Economist Sumitomo Mitsui Trust Asset Management (Tokyo)
Trump tertinggal di belakang (Joe) Biden dalam beberapa polling terakhir, dan kejadian ini akan membuatnya sulit untuk mempersempit jarak. Saya melihat pasar akan semakin yakin bahwa Biden akan memenangi pilpres.
Namun yang saya khawatirkan adalah Trump akan semakin agresif terhadap China. Ini kesan yang saya tangkap terhadap Boris Johnson (Perdana Menteri Inggris), semakin anti China setelah sempat terserang virus corona. Saat ini sulit untuk berharap investor bersikap risk-on.
5. Yako Sera, Market Strategist Sumitomo Mitsui Trust Bank (Tokyo)
Kita melihat sikap investor yang risk-off. Namun sejauh ini, sepertinya kondisi Trump tidak sakit parah. Mungkin saat bursa New York diperdagangkan nanti situasinya akan lebih tenang.
Jika gejala yang dialami Trump ringan saja dan segera pulih, maka dukungan terhadap dirinya akan meningkat. Ini terjadi terhadap Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Kejadian ini tentu akan mengurangi kemampuan Trump dalam berkampanye. Namun apakah itu Trump atau Biden, masalah terbesar adalah ketidakpastian. Selama masih ada ketidakpastian siapa yang akan menang pilpres, maka sulit bagi pasar untuk stabil.
(aji/aji) Next Article Janji Trump, Decoupling AS-China Makin Nyata Saudara