4 Hari Berjaya, Duet Dolar Singapura-Australia Rontok Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 October 2020 13:08
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat melawan duet dolar Singapura dan Australia pada perdagangan Jumat (2/10/2020), setelah melemah dalam 4 hari bertuntun. Pelemahan sepanjang periode tersebut tentunya memicu koreksi yang membuat rupiah mampu menguat, setidaknya hingga tengah hari ini.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:36 WIB, rupiah menguat 0,1% melawan dolar Singapura ke Rp 10.864/SG$. Di waktu yang sama, dolar Australia juga melemah, bahkan cukup tajam 0,4% di Rp 10.602,9/troy ons.

Dalam 4 perdagangan sebelumnya, total dolar Singapura menguat 0,91%, sementara dolar Australia melesat 4,24%, sehingga wajar koreksi Mata Uang Negeri Kanguru lebih dalam.

Rupiah tertekan di pekan ini akibat risiko resesi Indonesia di kuartal III-2020. Resesi sudah pasti, tetapi seberapa dalam kontraksi ekonomi yang masih membuat pelaku pasar was-was. Di kuartal II-2020 lalu, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi 5,32%.

Data ekonomi dari dalam negeri juga dirilis mengecewakan kemarin. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode September 2020. Hasilnya tidak jauh dengan perkiraan pasar.

Pada Kamis (1/1/2020), BPS melaporkan terjadi lagi deflasi di mana data IHK bulanan (month-to-month/MtM) pada September tercatat -0,05%.

Ini menjadi yang ketiga dalam tiga bulan beruntun, berarti deflasi tidak terputus sepanjang kuartal III-2020. Angka yang dilaporkan BPS tidak jauh dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yaitu deflasi 0,03% MtM.

Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) berada di 1,42%, tidak jauh dari konsensus pasar yang memperkirakan 1,43%. Kemudian inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) adalah 0,89%.

Selain itu, sektor manufaktur Indonesia juga kembali mengalami kontraksi. Aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) pada September 2020 berada di angka 47,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,8.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50 berarti kontraksi, di atas 50 berarti ekspansi.

Alhasil, rupiah membukukan pelemahan 4 hari beruntun melawan dolar Singapura dan Australia kemarin, sebelum mampu bangkit hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Kini Lebih Mahal dari Singapura, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular