Trump Positif Corona! Dolar AS Perkasa, Rupiah Balik Melemah

lar Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah gagal mempertahankan penguatan dan berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pertengahan perdagangan Jumat (2/10/20202). Kabar mengejutkan datang dari AS, sang Presiden, Donald Trump, mengumumkan dirinya positif terpapar virus corona
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdangan dengan menguat 0,13% di level Rp 14.800/US$, dan cukup lama berada di level tersebut. Tetapi menjelang tengah hari, rupiah berbalik melemah 0,2% ke Rp 14.850/US$.
Hingga pukul 12:00 WIB, rupiah masih tertahan di level tersebut.
Rupiah makin tertekan pada hari ini akibat indeks dolar AS yang kembali menguat pada hari ini, apalagi setelah Presiden Trump melalui akun Twitternya mengumumkan dirinya dan ibu negara Melania Trump positif terpapar virus corona.
"Kami akan segera memulai proses karantina dan pemulihan kami. Kami akan melewati ini Bersama!" tutur Trump dalam social media Twitternya, Jumat (2/10/2020).
Sebelumnya CNBC International melaporkan ajudan dan penasihat dekatnya Hope Hicks positif virus corona. Ia sebelumnya bersama Trump dalam sejumlah penerbangan sejak Selasa (29/9/2020) dan Rabu (30/9/2020).
Pengumuman tersebut membuat indeks Dow Jones futures merosot hingga 400 poin, artinya sentimen pelaku pasar memburuk dan dolar AS kembali menjadi sasaran investasi. Indeks dolar AS menguat 0,28% ke 93,977, dan rupiah pun akhirnya terpukul lagi.
Sebelum hari ini, indeks dolar AS melemah dalam 4 hari beruntun yang membuat rupiah mampu menguat 3 hari beruntun, plus di pembukaan perdagangan tadi.
Rupiah bahkan kemarin masih mampu menguat meski data menunjukkan Indonesia mengalami deflasi 3 bulan beruntun. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode September yang kembali mengalami deflasi. IHK bulanan (month-to-month/MtM) pada September tercatat -0,05%.
Selain itu, sektor manufaktur Indonesia juga kembali mengalami kontraksi. Aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) pada September 2020 berada di angka 47,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,8.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50 berarti kontraksi, di atas 50 berarti ekspansi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
